[Nusantara] Re: [indonesia_damai] Memojokkan Islam (kok ?)

prameshi prameshi" <prameshi@telkom.net
Sat Dec 21 08:12:18 2002


Saya pikir kita harus jernih dalam menilai isu tersebut. Justru sebenarnya
terlihat ada dua kelompok besar dalam isu tersebut yang harus dicermati.

Kelompok pertama adalah kelompok elite yang merasa terkenai oleh isu
tersebut, sedang kelompok kedua adalah keompok yang tenang2 saja dan tidak
merasa terkenai oleh isu tersebut. Pengelompokan ni semata-mata saya
simpulkan dari ucapan dan tanggapan para elite tersebut melalui media masa.
Yang bereaksi negatif dan selalu mengusung "umat Islam di Indonesia" padahal
kenyataannya mereka tidak mewakili pandangan SELURUH umat Islam di Idonesia.
Dan, yang bereaksi positif dan tidak mengusung "umat Islam di Indonesia.

Isu mengenai kekuatan asing yang ingin memecah belah umat Islam di Indonesia
santer sekali dihembuskan untuk menumbuhkan meusuh bersama, untuk menggalang
kekuatan. Padahal, jauh sebelum Bali blast, Islam warna-warni Utan kayu
sudah mengudara, perbedaan hari raya Ied juga sudah mentradisi sejak dulu
kala bahkan sebelum Gogon, yang kemarin berteriak mengenai hal itu ketika
menjadi khotib di salah satu sholat Ied, lahir.

Yang menjadi masalah, kelompok kedua yang lebih ajur ajer dengan budaya
bangsa ini, jumlah masanya lebih besar, namun suaranya kalah lantang dengan
mereka yang berteriak soal jihad, bunuh membunuh, ancam mengancam.Milis ini
adalah milis umum, bisa menjadi contoh mengenai persentase perilaku kedua
kelompok tersebut. Kalau ada kelompok pertama hadir disini pasti secara
beramai-ramai akan disambut dengan lembut namun cerdas untuk melawan dogma
"pokoknya saya benar". Posisi partai2 Islam dalam berbagai pemilu di
Indoensia sejak 1955 juga sudah memberi pelajaran mengenai perbedaan antara
ideologi dan ajaran, bahkan pemilu 1999 kemarin semakin jelas jurang
perbedaan itu.

Jadi, pengangkatan isu itu sebenarnya lebih dilakukan oleh mereka yang
semakin terpojok oleh keadaan dan ingin menggalang kekuatan melalui the
silent majority. Sayangnya, sudah menjadi hukum alam, setiap tindak
kebatilan dan kejahatan pasti akan berakhir dan akhirnya kebenaran jualah
yang akan muncul. Namun pembodohan terhadap umat yang lugu dan sederhana
akan terus dilakukan oleh para politisi itu melalui korlap2 nya untuk
memenuhi ambisi pribadi dan kelompoknya dengan terus menerus menggalan
kekuatan dengan isu "umat Islam di Indonesia".

hp

----- Original Message -----
From: "Gigih Nusantara" <gigihnusantaraid@yahoo.com>
To: <indonesia_damai@yahoogroups.com>; <kuli-tinta@indoglobal.com>;
<national@mail2.factsoft.de>; <arek-suroboyo@yahoogroups.com>;
<apakabar@yahoogroups.com>; <proletar@yahoogroups.com>;
<nusantara@polarhome.com>
Sent: Friday, December 20, 2002 9:21 AM
Subject: [indonesia_damai] Memojokkan Islam (kok ?)


Akhir-akhir ini semakin deras saja pernyataan, bahwa
telah terjadi pemojokan terhadap Islam, termasuk
pernyataan bahwa ada pihak-pihak yang berusaha
menghancurkan Islam. Sedemikian ringkihkah Islam itu?
Bahkan Emha pun membuat penekanan soal pemojokan
tersebut.

Peristiwa bom Bali ikut memperderas munculnya
ungkapan-ungkapan seperti itu, 'Islam dipojokkan'.
Bahkan Emha mengancam, jika ini diteruskan, maka
jangan salahkan kalau nJombang pun akan membuat bumi
ini kering, lalu keriput (karena binasa). Wong,
katanya lagi, sekelas Amrozy saja sudah bikin geger.

Sebenarnya siapa sih yang salah, telah terjadi
(anggapan) pemojokan terhadap Islam, atau segelintir
umatnya yang melakukan sesuatu, sehingga terpaksa
di-'grounded', tak boleh bebas terbang lagi?

Saya membaca koran, hampir 3 lembar tiap hari. Bahkan
saya sempatkan membaca koran-koran yang nge-fans
terhadap Amrozy, Abdul Azis, Muklas, Baasyir, Al
Qaeda, Osama, pun, yang saya temukan kabar-kabarnya ya
hanya menyebut Amrozi (dan lain sebagainya tadi) saja.


Ada juga sih yang menyebut-nyebut istilah Islam, dan
yang berbau-bau Islam, tetapi nyatanya memang begitu
yang mereka lakukan. Jammah Islamyah, misalny. Atau
pesantren Al Islam di Lamongan. Juga pesantren Al
Ngruki yang produksi alumninya menjadi tokoh-tokoh
kunci peristiwa bam-bom-bam-bom itu. Tak ada saya baca
menyebut bahwa 'umat Islam mengebom Bali'. 'Umat Islam
dicari pemerintah Malaysia', atau, 'umat Islam ancurin
WTC'. Yang disebut tetap nama, nama, nama.

Jadi ?

Ada yang salah. Kenapa mereka masih pakai nama-nama
yang berbau Islam seperti itu untuk kegiatannya. Ada
Jamaah Islamiya, al-Islam, pesantren, sehingga ketika
kabar-kabarnya diberitakan di koran-koran, lalu muncul
anggapan 'wah Islam dipojokkan, nih' dan Emha pun
mengamini dengan 'itu belum nJombang, baru Amrozy'.

Kalau mau berbuat yang ngaco-ngaco, ya pakailah nama
lain. Seperti Pizza Hut, karena jualan Pizza. Atau
Martabak Holland, karena jualan martabak. Sebab,
melalui nama memang sebuah kesan terbangun, meski ada
anggapan 'apa arti sebuah nama'.

Atau, mau pakai jalan sedikit lucu, meminta polisi,
dan media massa untuk mengubah nama-nama yang mereka
beritakan dengan nama-nama yang lain, supaya tidak ada
kesan Islam dipojokkan. Misalnya, Amrozy diganti John
Bletot. Imam Samudra diganti Stanley Blekuwek. Baasyir
diganti Stefanus Bakekok, kata pesantren diganti
dengan Akademi, sehingga Akademi Ngruki, begitu?

Kalau mau marah, mestinya kepada mereka yang pakai
nama-nama dan atribut Islam tetapi melakukan
pekerjaan-pekerjaan yang tak terpuji itu. Dan mereka
inilah yang sebenarnya membawa Islam ini ke pojok.
Artinya, karena sengaja membawa ke pojok, ya jangan
bilang 'dipojokkan' (keculai memang dipojokkan oleh
Amrozi dkk).

Pemberian nama memang dipilih yang bagus-bagus, sebab
ada kandungan harapan saat pemberian nama itu. Apa
lacur, kalau harapan tinggal harapan, sementara aib
yang didapat. Apa bisa diganti lagi namanya?

Jadi, siapa memojokkan siapa, bukan?

(Dan jangan ditambahi lagi dengan ancaman-ancaman
baru, ya, Emha, ya....)


=====



---
Outgoing mail is certified Virus Free.
Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com).
Version: 6.0.427 / Virus Database: 240 - Release Date: 12/7/02


----------------------------------------------------------------------------
 Ikuti polling TELKOM Memo 166 di www.plasa.com dan menangkan hadiah masing-masing Rp 250.000 tunai
 ----------------------------------------------------------------------------