[Nusantara] Memojokkan Islam (kok ?)

Gigih Nusantara gigihnusantaraid@yahoo.com
Sat Dec 21 08:12:11 2002


Akhir-akhir ini semakin deras saja pernyataan, bahwa
telah terjadi pemojokan terhadap Islam, termasuk
pernyataan bahwa ada pihak-pihak yang berusaha
menghancurkan Islam. Sedemikian ringkihkah Islam itu?
Bahkan Emha pun membuat penekanan soal pemojokan
tersebut.

Peristiwa bom Bali ikut memperderas munculnya
ungkapan-ungkapan seperti itu, 'Islam dipojokkan'.
Bahkan Emha mengancam, jika ini diteruskan, maka
jangan salahkan kalau nJombang pun akan membuat bumi
ini kering, lalu keriput (karena binasa). Wong,
katanya lagi, sekelas Amrozy saja sudah bikin geger. 

Sebenarnya siapa sih yang salah, telah terjadi
(anggapan) pemojokan terhadap Islam, atau segelintir
umatnya yang melakukan sesuatu, sehingga terpaksa
di-'grounded', tak boleh bebas terbang lagi? 

Saya membaca koran, hampir 3 lembar tiap hari. Bahkan
saya sempatkan membaca koran-koran yang nge-fans
terhadap Amrozy, Abdul Azis, Muklas, Baasyir, Al
Qaeda, Osama, pun, yang saya temukan kabar-kabarnya ya
hanya menyebut Amrozi (dan lain sebagainya tadi) saja.


Ada juga sih yang menyebut-nyebut istilah Islam, dan
yang berbau-bau Islam, tetapi nyatanya memang begitu
yang mereka lakukan. Jammah Islamyah, misalny. Atau
pesantren Al Islam di Lamongan. Juga pesantren Al
Ngruki yang produksi alumninya menjadi tokoh-tokoh
kunci peristiwa bam-bom-bam-bom itu. Tak ada saya baca
menyebut bahwa 'umat Islam mengebom Bali'. 'Umat Islam
dicari pemerintah Malaysia', atau, 'umat Islam ancurin
WTC'. Yang disebut tetap nama, nama, nama. 

Jadi ? 

Ada yang salah. Kenapa mereka masih pakai nama-nama
yang berbau Islam seperti itu untuk kegiatannya. Ada
Jamaah Islamiya, al-Islam, pesantren, sehingga ketika
kabar-kabarnya diberitakan di koran-koran, lalu muncul
anggapan 'wah Islam dipojokkan, nih' dan Emha pun
mengamini dengan 'itu belum nJombang, baru Amrozy'. 

Kalau mau berbuat yang ngaco-ngaco, ya pakailah nama
lain. Seperti Pizza Hut, karena jualan Pizza. Atau
Martabak Holland, karena jualan martabak. Sebab,
melalui nama memang sebuah kesan terbangun, meski ada
anggapan 'apa arti sebuah nama'. 

Atau, mau pakai jalan sedikit lucu, meminta polisi,
dan media massa untuk mengubah nama-nama yang mereka
beritakan dengan nama-nama yang lain, supaya tidak ada
kesan Islam dipojokkan. Misalnya, Amrozy diganti John
Bletot. Imam Samudra diganti Stanley Blekuwek. Baasyir
diganti Stefanus Bakekok, kata pesantren diganti
dengan Akademi, sehingga Akademi Ngruki, begitu? 

Kalau mau marah, mestinya kepada mereka yang pakai
nama-nama dan atribut Islam tetapi melakukan
pekerjaan-pekerjaan yang tak terpuji itu. Dan mereka
inilah yang sebenarnya membawa Islam ini ke pojok.
Artinya, karena sengaja membawa ke pojok, ya jangan
bilang 'dipojokkan' (keculai memang dipojokkan oleh
Amrozi dkk). 

Pemberian nama memang dipilih yang bagus-bagus, sebab
ada kandungan harapan saat pemberian nama itu. Apa
lacur, kalau harapan tinggal harapan, sementara aib
yang didapat. Apa bisa diganti lagi namanya? 

Jadi, siapa memojokkan siapa, bukan? 

(Dan jangan ditambahi lagi dengan ancaman-ancaman
baru, ya, Emha, ya....)  


=====
Milis bermoderasi, berthema 'mencoba bicara konstruktif soal Indonesia' dapat diikuti di http://www.polarhome.com/pipermail/nusantara/
Tulisan Anda juga ditunggu di http://www.mediakrasi.com (jadilah editor untuk koran online ini)
Juga mampirlah untuk ketawa ala Suroboyoan di
http://matpithi.freewebsitehosting.com

__________________________________________________
Do you Yahoo!?
Yahoo! Mail Plus - Powerful. Affordable. Sign up now.
http://mailplus.yahoo.com