[Nusantara] Gus Dur : Indonesia Sudah Kehilangan Rasa Kemanusiaan

Gigih Nusantara gigihnusantaraid@yahoo.com
Tue Dec 24 03:12:01 2002


Gus Dur: Indonesia Sudah Kehilangan Rasa Kemanusiaan 

Yogyakarta, CyberNews. Mantan Presiden KH Abdurrahman
Wahid yang akrab dipanggil Gus Dur mengatakan sebagian
bangsa ini sudah kehilangan rasa kemanusiaan. Hal itu
dilihatnya dari berbagai tindak kekerasan yang terjadi
akhir-akhir ini. 

Dia mengungkapkannya dalam refleksi akhir tahun di
Institute for Inter Faith Dialogue in Indonesia
(Interfidei), Jalan Banteng Utama, Jumat (20/12).
Acara diikuti tokoh berbagai agama, aktivis LSM,
mahasiswa serta masyarakat. 

Kegiatan tersebut sekaligus mengingatkan perginya dua
tokoh kemanusiaan dan anti kekerasan, Ibu Gedong dan
Rm Mangunwijaya. Keduanya menurut Gus Dur merupakan
tokoh yang berjuang untuk anti kekerasan tanpa
memandang ideologi, agama, suku, etnis dan
kelompok-kelompok lain. "Perbedaan bagi mereka
bukanlah persoalan tetapi dengan catatan perbedaan
tanpa kekerasan," tandasnya. 

Hilangnya rasa kemanusiaan tersebut menurutnya bisa
dilihat dari munculnya kelompok-kelompok yang bangga
akan dirinya sendiri dan tidak mau peduli pada yang
lain. Mereka tidak bisa menerima dan memaafkan
kelompok yang berbeda dengan komunitasnya. 

"Apapun yang terjadi akhir-akhir ini, kita sudah
kehilangan rasa kemanusiaan, banyak terjadi
pengkotakan berdasarkan ideologi, etnis, ras, agama.
Bagaimana agama bisa menjembatani kalau juga
dikotak-kotak," paparnya sambil menambahkan mereka
yang melakukan hal itu tak pernah menjalankan agama
secara tuntas hanya sebagian. 

Bingung 

Mengenai prediksi tahun 2003 mendatang sambil
berkelakar dia sendiri mengatakan kebingungan. Semua
serba morat-marit. "Saya tak bisa menjawab kalau
ditanya mau dibawa ke mana bangsa ini." 

Dia hanya mengingatkan agar ada perbaikan di bidang
struktur dan kultural. Struktur yang militeristik
harus dihilangkan. Namun dia mengingatkan bukan
berarti menghilangkan kekuatan militer. Militer justru
diperlukan untuk menjaga keutuhan wilayah kalau perlu
dengan jalan kekerasan. "Tapi kalau kekuatan militer
untuk merebut kekuasaan, itu yang harus ditentang,"
tandasnya. 

Pada bagian lain dia menceritakan pernah mengirim
surat ke mantan Presiden Soeharto yang menurutnya
masih mempunyai 'kekuasaan'. Intinya, surat tersebut
merupakan pedoman untuk Indonesia ke masa depan. 

Ada tiga hal yang dikatakan dalam suratnya, pertama
untuk menjamin pemilu berlangsung demokratis perlu
pengawasan ketat lembaga pengawas asing yang netral.
Berikutnya, dia meminta tidak menggeneralisir TNI dan
Polri karena akan mengakibatkan distorsi yang sangat
besar. 

Gus Dur memisalkan TNI atau polisi yang bersalah harus
dihukum tapi tidak hanya bawahan yang dikorbankan.
Para jenderal yang bersalah dalam pelanggaran HAM juga
pantas dihukum, terutama yang memberi perintah. 

Memaafkan 

Di bagian ketiga, dia mengatakan agar ada pengampunan
pada para konglomerat hitam asalkan mereka mau
menyerahkan 90 persen kekayaannya untuk negara. Dana
tersebut bisa digunakan untuk kredit para pengusaha
kecil dan menengah. "Sedangkan mereka yang terlibat
tindak pidana, misalnya Tommy yang menyuruh menembak
salah satu hakim agung, ya harus dihukum." 

Kyai yang sering melontarkan pernyataan kontroversial
tersebut juga memisalkan, "Kalau kita bisa memberi
maaf pada Soeharto, Wiranto, Hartono dan yang lain,
kenapa kita nggak bisa memaafkan orang yang dianggap
teroris tetapi tidak bisa dibuktikan secara hukum." 

Menjawab pertanyaan salah seorang peserta mengenai
kesediannya dicalonkan sebagai presiden, Gus Dur
mengatakan tak pernah bercita-cita menjadi presiden.
Tapi lain persoalannya kalau yang meminta para kyai,
seperti ketika dirinya dicalonkan pada pemilu 1999
lalu. 

Dia juga menceritakan waktu itu Amien Rais dan
beberapa orang mendatangi 60 ulama NU dan minta
mencalonkan Gus Dur sebagai presiden. "Katanya saat
itu mereka tak setuju kalau presidennya wanita." 

Para kyai setuju asal tidak melengserkan Gus Dur dalam
2 bulan. Sepengetahuannya Amien berjanji hal itu tak
akan pernah terjadi. "Tapi apa yang terjadi, tidak 2
bulan tetapi 20 bulan saya dilengserkan," selorohnya.
(ygy/Cn08) 


=====
Milis bermoderasi, berthema 'mencoba bicara konstruktif soal Indonesia' dapat diikuti di http://www.polarhome.com/pipermail/nusantara/
Tulisan Anda juga ditunggu di http://www.mediakrasi.com (jadilah editor untuk koran online ini)
Juga mampirlah untuk ketawa ala Suroboyoan di
http://matpithi.freewebsitehosting.com

__________________________________________________
Do you Yahoo!?
Yahoo! Mail Plus - Powerful. Affordable. Sign up now.
http://mailplus.yahoo.com