[Nusantara] Kesaksian yang Memberatkan Sang Ustad

Gigih Nusantara gigihnusantaraid@yahoo.com
Fri Dec 13 06:00:55 2002


Kesaksian yang Memberatkan Sang Ustad 

Faiz bin Abu Bakar Bafana: "Saya mengadakan pertemuan
dengan Abu Bakar Ba'asyir dan Hambali di sebuah hotel
di dekat Pasar Klewer membicarakan penyerangan
terhadap kepentingan Amerika Serikat di Singapura, dan
rencana pengeboman di wilayah Indonesia pada malam
Natal 2000." 

--------------------------------------------------------------------------------


RUMAH itu lengang tak berpenghuni. Letaknya di lantai
empat sebuah flat sederhana, dekat kompleks University
Islamic School, Gombak, di pinggiran Kuala Lumpur,
Malaysia. Meski bel telah dipencet berkali-kali, tak
seorang pun membukakan pintu bernomor 7 itu. "Tak ada,
penghuninya sedang pergi ke Singapura," kata seorang
petugas kebersihan dengan dialek Melayu yang kental. 

Si penghuni, Nyonya Zaidah, bersama tiga anaknya yang
masih kecil-kecil, bukan sedang pelesir ke Negeri
Singa. Zaidah terpaksa pergi ke sana supaya bisa
merayakan Idul Fitri bersama suaminya, yang kini tak
bisa lagi pulang ke rumah. "Dia akan membesuk suaminya
di tahanan," kata Dursina, seorang sahabat Zaidah. 

Lelaki malang pasangan hidup Zaidah itu bernama Faiz
bin Abu Bakar Bafana. Bukan seorang tahanan biasa,
Faiz adalah satu dari 31 tersangka teroris yang
ditahan pemerintah Singapura sejak Desember tahun
lalu. Dijerat Internal Security Act, semacam
undang-undang antisubversi, Faiz diyakini aparat
keamanan Singapura merupakan salah satu simpul penting
Jamaah Islamiyah (JI)-sebuah pergerakan yang belum
lama ini dimasukkan dalam daftar organisasi teroris
Perserikatan Bangsa-Bangsa dan disebut-sebut dipimpin
Abu Bakar Ba'asyir. Faiz mengaku menjabat sebagai
bendahara di jaringan itu. 

Lebih dari itu, Departemen Keamanan Dalam Negeri
Singapura (Internal Security Department-ISD) juga
menyatakan telah mendapat berbagai bukti keterlibatan
Faiz dalam sejumlah rencana dan aksi persiapan teror
tak hanya di Negeri Singa, tapi juga di Malaysia,
Filipina, dan Indonesia. 

Itu sebabnya pengakuan Faiz juga kencang diburu
petugas keamanan Indonesia. "Ini kesaksian kunci kami
untuk membuktikan keterlibatan Ba'asyir," kata seorang
perwira di Markas Besar Kepolisian RI. Sejak Oktober
lalu, polisi telah menahan Ba'asyir antara lain atas
tuduhan melakukan makar dengan berencana membunuh
Presiden Megawati serta mendalangi peledakan bom Natal
2000. Tak lama lagi persidangannya akan digelar. 

Menurut surat pernyataan Faiz tertanggal 4 September
2002 yang didapat TEMPO, kesaksian Faiz memang amat
memberatkan Ba'asyir (lihat "Disetujui dan Direstui
Ba'asyir"). Keterangan ini merupakan hasil pemeriksaan
penyidik Kepolisian RI yang beberapa kali menemui Faiz
di tahanan Singapura. 

Dalam pernyataannya, Faiz tak cuma menegaskan peran
Ba'asyir sebagai Amir (pemimpin tertinggi) Jamaah
Islamiyah. Ia juga bersaksi betapa sang Ustad pendiri
Pondok Pesantren Al-Mukmin Ngruki ini telah mengotaki
serangkaian aksi teror di Tanah Air. Salah satunya
menyangkut sebuah pertemuan di Solo pada November 2000
silam. 

"Saya kemudian mengadakan pertemuan dengan Abu Bakar
Ba'asyir, Zulkifli (sekretaris JI), dan Hambali di
sebuah hotel tempat saya menginap di dekat Pasar
Klewer (menurut penyelidikan polisi yang dimaksud
adalah Hotel Benteng Jaya). Dalam pertemuan tersebut.
membicarakan penyerangan terhadap kepentingan Amerika
Serikat di Singapura. rencana pengeboman di wilayah
Indonesia terhadap umat Kristen pada malam Natal 2000.
disetujui dan direstui oleh Abu Bakar Ba'asyir,"
begitu bunyi pernyataan Faiz. 

Pun ia mengaku menghadiri pertemuan lain di Solo, pada
Juli 2001, yang juga dihadiri Ba'asyir dan Amrozi.
Mereka antara lain membicarakan rencana pembunuhan
Megawati-pada waktu itu wakil presiden-yang dianggap
terlalu mendukung umat Kristen. 

Jika isi pengakuannya benar, Faiz memang merupakan
saksi yang "sempurna" buat Kepolisian RI. Bobotnya
jelas melebihi keterangan Al-Faruq, tahanan CIA, yang
juga menuding keterlibatan Ba'asyir. Tak seperti
Faruq, dalam pernyataannya Faiz mengaku telah melihat,
mendengar, dan mengalami langsung berbagai pertemuan
yang dihadiri Ba'asyir saat merancang aksi teror. 

Isi pernyataannya pun lebih rinci dan konkret
ketimbang berita acara pemeriksaan (BAP) Faruq, yang
cuma berisi jawaban "yes" atau "no" (menurut sumber
TEMPO, ini karena sewaktu mewawancarai Faruq, penyidik
Kepolisian RI dibatasi CIA hanya dibolehkan sekadar
mengkonfirmasikan sejumlah hal yang telah diberitakan
majalah Time). Nama Faruq bahkan tak disebut-sebut
dalam surat pernyataan Faiz. 

Tingginya bobot pernyataan Faiz ini telah terbukti di
sidang praperadilan Ba'asyir. Kesaksian Faiz-lah yang
dijadikan bahan pertimbangan hakim, bukan Faruq. 

Lebih penting dari itu, kesaksian Faiz bisa
dimanfaatkan polisi untuk mengaitkan Ba'asyir dengan
kasus bom Bali. Soalnya, dalam pernyataannya itu, Faiz
juga menyebut tiga nama tersangka utama peledakan
Kuta. Mereka, Muchlas, Amrozi, dan Imam Samudra alias
Abdul Aziz, dipetakannya sebagai bagian tak
terpisahkan dari gerak seluruh jaringan JI. 

Dinyatakan Faiz, Muchlas kini telah mengambil oper
kepemimpinan Jamaah Islamiyah dari Hambali. Sedangkan
Amrozi digambarkannya pernah menghadiri sebuah
pertemuan di mana Ba'asyir "memberitahukan kepada saya
(Faiz-Red.) untuk merencanakan pembunuhan Megawati dan
menyerang pendeta yang akan melaksanakan pertemuan di
Manado." Adapun Imam disebut Faiz pernah mengaku
kepadanya berada di balik pengeboman gereja di Batam
pada malam Natal 2000. "Kudama (nama lain Imam
Samudra-Red.) menceritakan peledakan bom di Batam,"
kata Faiz dalam pernyataannya. 

Keautentikan dokumen kesaksian Faiz dikonfirmasikan
Komisaris Besar Soeyitno, S.H., dari Divisi Pembinaan
Hukum Polri. "Surat pernyataan Faiz itu memang kami
ajukan sebagai bukti dalam sidang praperadilan
Ba'asyir," katanya. Renvy Annis Gazali, Kepala Bidang
Konsuler Kedutaan Besar RI (KBRI) di Singapura, pun
membenarkan telah melegalisasi dokumen itu. 

Pengukuhan juga dinyatakan oleh Rachel Ng, juru bicara
ISD. "Kami mengkonfirmasikan polisi Indonesia memang
telah mewawancarai dan mengambil pernyataan dari
sejumlah tahanan kami," kata Rachel kepada Widjajanto
dari TEMPO. Rachel menyatakan penyelidikan ISD
meyakini Faiz sebagai salah satu tangan kanan Hambali
dalam kepemimpinan regional JI. Dari keterangan para
tahanan mereka, termasuk Faiz, ISD juga meyakini
Ba'asyir adalah tokoh pemimpin mereka. "Mereka
menyebutnya (Ba'asyir) Amir," Rachel menambahkan. 

Tapi pihak-pihak yang ditunjuk Faiz menyanggah. 

Hanya mengaku mengenalnya sepintas lalu di pengajian,
Ba'asyir sendiri keras membantah kesaksian Faiz.
Menurut dia, pengakuan Faiz telah direkayasa atau
setidaknya dibuat di bawah tekanan. "Omong kosong
besar," kata Ba'asyir (lihat "Itu Dongeng yang
Dikarang"). 

Tak cuma oleh Ba'asyir, sangkalan juga disuarakan oleh
Agus Dwikarna, pendiri Laskar Jundullah yang hingga
kini masih meringkuk di penjara Manila setelah dituduh
menyelundupkan bahan peledak ke Filipina. Agus
disebut-sebut Faiz pernah ikut menghadiri Musyawarah
II Rabiatul Mujahidin (forum kerja sama sejumlah
organisasi Islam radikal di Asia Tenggara, termasuk
JI) di Malaysia pada tahun 2000, yang menyepakati
sebuah resolusi untuk menyerang berbagai kawasan
strategis di Filipina. 

"Saya tidak pernah menghadiri pertemuan ilegal yang
membicarakan jihad segala macam," katanya. Agus
mengaku kerap datang ke Malaysia, tapi itu cuma untuk
urusan dagang. "Saya punya beberapa kontak di
Malaysia, tapi semua pengusaha," ujarnya. Seingatnya,
pada tahun 2000 lalu ia hanya sekali datang ke negeri
jiran "untuk mengundang Ustad Abdul Hadi Awang
menghadiri kongres umat Islam di Sulawesi". Agus juga
menyatakan tak kenal Imam Samudra. Adapun Ba'asyir
baru dikenalnya dua tahun lewat dalam Kongres Majelis
Mujahidin Indonesia. 

Achmad Michdan, kuasa hukum Imam Samudra, tak
menyangkal kesaksian Faiz yang menyebut-nyebut
kehadiran kliennya dalam sejumlah pertemuan. Tapi ia
menyangsikan keautentikan surat pernyataan itu. "Lagi
pula, kalaupun klien saya juga tahu (pertemuan yang
dikisahkan Faiz), itu tidak untuk konsumsi media,"
kata Achmad. 

Semua tuduhan genting itu juga hanya membuat
terheran-heran kerabat keluarga Faiz. Dursina, sahabat
keluarga Faiz yang suaminya ikut dicokok atas tuduhan
serupa, cuma menggeleng tak habis percaya. Setahu
Dursina, yang diikuti Faiz dan suaminya selama ini
hanyalah pengajian biasa. Memang, katanya lagi, di
sejumlah pertemuan kerap dibahas pentingnya menyatukan
umat Islam di Malaysia untuk membantu perjuangan
kelompok muslim dalam konflik Ambon. "Tapi bantuan itu
hanya berupa menyumbangkan sejumlah uang," katanya.
Lebih dari itu tidak. 

Baharudin, staf advokasi Suara Rakyat Malaysia,
lembaga pembela hak asasi manusia yang mendampingi
keluarga Faiz, termasuk yang meragukan kesaksian Faiz.
Menurut dia, selama diperiksa, Faiz tak didampingi
pengacara. Karena itulah dia tak yakin apakah Faiz
memberikan keterangan secara sukarela atau lantaran
berada di bawah tekanan aparat. 

Tapi kecurigaan Baharudin dibantah seorang pejabat
intelijen Singapura. Menurut dia, selama diperiksa
aparat Negeri Singa, Faiz didampingi penasihat hukum.
Kesaksian Faiz yang mengarah pada keterlibatan
Ba'asyir pun didukung oleh keterangan sejumlah tahanan
lain. "Beberapa di antaranya bahkan lebih kuat dari
keterangan Faiz," katanya. 

Perwira polisi sumber TEMPO pun menyanggah Faiz
bersaksi karena adanya tekanan penyidik. Menurut dia,
selama pemeriksaan, Faiz bersikap kooperatif. Penyidik
juga telah menempuh semua prosedur sebagaimana
mestinya. Sebelum diperiksa oleh dua petugas
Kepolisian RI, Faiz telah diambil sumpahnya oleh
seorang ustad yang ditunjuk KBRI Singapura. "Bagaimana
mau ditekan? Untuk mengambil foto saja, kami harus
minta izin dia dulu," kata sang perwira. 

Dan kini, keterangan Faiz pun bukan lagi sekadar
berbentuk surat pernyataan. Setelah diadakan
pemeriksaan lanjutan, kesaksiannya kini telah
dilengkapi menjadi BAP untuk diajukan sebagai bukti di
pengadilan Ba'asyir mendatang. 

Lebih penting lagi, kata perwira polisi itu, aparat
juga telah mengantongi sejumlah kesaksian lain yang
memperkuat pernyataan Faiz. Selain dari empat tahanan
Malaysia, polisi telah memiliki BAP dari dua tersangka
Singapura lain, yaitu Hashim bin Abas dan Ja'afar bin
Mistooki. 

Untuk lebih mengukuhkannya, polisi juga kini masih
berupaya mengorek keterangan dari dua tersangka pelaku
bom Bali, Amrozi dan Imam Samudra. 

Namun, bolak-balik ditanya soal keterkaitannya dengan
Ba'asyir, Amrozi terkesan mengelak terus. Kendati
demikian, masih kata perwira itu, penyidik hakulyakin
apa yang dikisahkan Faiz ihwal pertemuan Amrozi dengan
dia dan Ba'asyir, saat merencanakan pembunuhan
Presiden Megawati, memang sahih adanya. 

Keyakinan itu berawal dari penangkapan Amrozi,
pertengahan November lalu. Ketika itu, seorang
penyidik yang bolak-balik menginterogasi Faiz
ditelepon tim yang baru saja menangkap Amrozi, yang
saat itu hanya mengaku bernama M. Rozi. Apa perannya
dalam bom Bali belumlah terang. Mendengar "Rozi", si
penyidik sontak teringat sebuah nama yang disebut Faiz
dalam keterangannya. Sang penyidik lantas minta
interogator mengecek ke Amrozi, mencocokkan data
benarkah si tersangka bernama Amrozi, adik salah satu
pemimpin JI bernama Muchlas yang pernah tinggal di
Malaysia. "Ternyata Amrozi mengaku. Dari situ kami
yakin ia bagian dari JI seperti yang digambarkan
Faiz," kata sumber TEMPO itu lagi. 

Keyakinan polisi bertambah tebal setelah Imam Samudra
ditangkap dan diperiksa. Meski awalnya kukuh tutup
mulut, Imam pun akhirnya membenarkan beberapa bagian
kesaksian Faiz. Antara lain, ia telah mengaku ikut
menghadiri sebuah pertemuan di Malaysia bersama Faiz
tak lama setelah meledakkan bom di Batam pada malam
Natal 2000. 

Kesaksian siapa yang benar? Pengadilan dan sejarahlah
yang kelak akan membuktikannya. 

Karaniya Dharmasaputra, Edy Budiyarso, Ardi Bramantyo,
Nezar Patria (Malaysia) 


=====
Milis bermoderasi, berthema 'mencoba bicara konstruktif soal Indonesia' dapat diikuti di http://www.polarhome.com/pipermail/nusantara/
Tulisan Anda juga ditunggu di http://www.mediakrasi.com (jadilah editor untuk koran online ini)
Juga mampirlah untuk ketawa ala Suroboyoan di
http://matpithi.freewebsitehosting.com

__________________________________________________
Do you Yahoo!?
Yahoo! Mail Plus - Powerful. Affordable. Sign up now.
http://mailplus.yahoo.com