[Nusantara] Preman Islamiyah dan Perasaan Anti Amerika di Indonesia

Gigih Nusantara gigihnusantaraid@yahoo.com
Wed Dec 11 06:48:34 2002


Preman Islamiyah dan Perasaan Anti Amerika di
Indonesia 

Di Makassar tiga orang tewas dan puluhan lainnya luka
ketika bom meledak di restoran cepat saji khas
Amerika, Mc Donald's dan sebuah dealer mobil milik
penggagas perjanjian damai Islam-Kristen Malino, Menko
Kesra Yusuf Kalla. Aksi teror itu kembali mengingatkan
orang akan gerakan anti Amerika Serikat sebagai reaksi
kampanye perang AS terhadap terorisme dan Irak.
Seberapa jauh gelombang anti AS ini? Radio Nederalnd
menghubungi Profesor Ben Anderson, pakar senior
Indonesia dari Cornell University di New York, Amerika
Serikat. 

Ben Anderson [BA]: Saya melihat selama ini, apalagi
waktu perang Irak dulu, massa Arab pada umumnya ya
diam-diam, tidak banyak bergerak. Dan sampai sekarang
walaupun ancaman dari Amerika itu sudah jelas. Dan
tentunya koran TV Arab omong kiri-kanan di Amerika,
tapi belum ada gerakan massal sama sekali di dunia
Arab yang saya lihat. 

Saya merasa begini, orang-orang yang bikin bom yang
macam ini artinya mereka nggak punya massa. Kalau
mereka punya masa mereka ngga usah pakai bom, itu bisa
puluhan orang turun ke jalan, bisa bikin demonstrasi
besar-besaran. Justru orang dari minoritas yang kecil,
yang merasa menjadi kelompok kecil, seolah-olah kalau
mau bergerak dan berbuat sesuatu yang berarti di dunia
polik mereka harus pakai cara beginian. 

Tapi banyak orang di Amerika juga menegur Bush dalam
hal ini, termasuk Henry Kissinger. Kalau kamu bikin
perang di Irak, itu akan menggabungkan
kelompok-kelompok yan sebenarnya bukan bersekutu.
Jadi, Saddam Hussein dan bangsanya Al Qaeda itu
sebenarnya pikirannya jauh dari satu dengan yang lain.
Tapi kalau sama-sama diserang Amerika itu justru
menambah musuh untuk Amerika. 

Radio Nederland [RN]: Itu yang juga saya takutkan Prof
Anderson. Artinya Indonesia sendiri dikenal sebagai
Islam moderat. Nah, yang saya takutkan kalau kampanye
perang ini menjadi kenyataan begitu, itu justru
menggerakkan kelompok-kelompok yang selama ini diam,
yang pasif dan moderat menjadi anti Amerika dan
akhirnya jadi bola salju yang membesar dan kita tidak
bisa memprediksikan setelah itu. 

BA: Itu bisa mungkin juga. Tetapi kesan saya, dalam
sejarah Indonesia banyak sekali kelompok, banyak
sekali pikiran. Sehingga semacam solidaritas fanatik
itu tidak pernah terjalin. Jadi saya masih optimis
bahwa ini tidak akan menjadi semacam blok fanatik dan
sebagainya. 

Yang menarik bahwa umpamanya sepuluh tahun yang lalu
banyak sekali kelompok-kelompok seperti Pemuda
Pancasila, kelompok partikelir bersenjata, membuat
banyak hal untuk pemerintah yang pemerintah sendiri
tidak mau terang-terangan berbuat. Tapi waktu itu
belum ada geng-geng yang pakai Islam sebagai bajunya.
Tapi belakangan ini timbul boleh dikatakan semacam
preman Islamiyah yang dipakai untuk memeras orang,
memeras Cina. 

Ini suatu gejala yang baru dan tidak enak. Mereka
mengikuti contoh dari preman-preman yang non Islam,
preman-preman yang Kristen dan sebagainya. Karena
hampir semua kelompok sekarang punya preman sendiri.
Ini suatu gejala yang berbahaya. 

RN: Nah seberapa besar nanti preman-preman Islamiyah
ini nanti akan dipakai untuk kepentingan politik
memakai isu anti Amerika? 

BA: Yah, bisa saja. Saya lihat bahwa mereka itu cukup
dipegang oleh bosnya, jadi kalau disuruh huru-hara ini
sebentar bisa. Tapi ditarik juga bisa. Jadi mereka
masih seperti kuda yang masih bisa dipegang. 

Tapi jaman sekarang kita harus lihat bahwa ekonomi
Indonesia masih begini. Masalah-masalah yang dihadapi
pemerintah itu banyak sekali. Dan terang-terangan
memusuhi Amerika itu nggak banyak gunanya. 

RN: Ya, tapi ini kan mendekati 2004 dan isu anti
Amerika tentunya sangat bisa membawa suara buat
mereka. Apalagi kelompok-kelompok yang mengatasnamakan
Islam begitu. 

BA: Iya. Tapi ini mengingatkan saya pada jaman
revolusi. Di mana semua orang itu anti Belanda. Semua
mau berjuang seratus persen. Tapi kalau kelompok ini
masuk pemerintah, maka cepat-cepat mau musyawarah
dengan Belanda. Sedangkan orang yang jatuh, yang
keluar dari pemerintah kembali fanatik anti Belanda
dan sebagainya. 

Jadi ini tergantung posisi kelompok, dalam pemerintah
dan di luar. Yang dalam pemerintah akan hati-hati dan
yang di luar pemerintah akan ambil kesempatan untuk
menyerang. Tapi kalau mereka menang mereka juga akan
omong dengan Amerika. 

RN: Jadi tampaknya balik lagi ke tangan elit politik
apakah akan memakai isu anti Amerika ini untuk
menggerakkan massanya atau tidak. 

BA: Saya kira di kalangan elit akan demikian. Kalau di
tingkat massa ini saya masih belum begitu bisa
menentukan. Jadi saya merasakan bahwa emosi anti
Amerika masih terbatas tingkat yang jengkel dari pada
betul-betul mata gelap. 

Saya sendiri merasa sangat jengkel dengan Bush dan
sebagainya. Apa yang dibuatnya itu bodoh, dan bisa
bikin celaka banyak orang. Orang Amerika yang
samasekali tidak mengerti, tidak ada pengalaman dengan
Islam, dan sering mereka juga mempermainkan
voter-voter (warga yang punya hak pilih - red.) di
Amerika yang agama Kristennya juga cukup kuno. Salah
satu kekuatan dari partai Republikan justru ini,
orang-orang Kristen kolot yang fanatik. Mereka juga
main kartu itu. Tapi itu namanya main dengan api pompa
bensin. Itu bodoh dan berbahaya. 

Saya melihat Indonesia pada umumnya dan banyak
negara-negara lain, kita melihat bahwa Islam itu
belakangan ini menjadi kartu politik. Kita lihat
Mahatir di Malaysia, kadang-kadang dia omong keras
sebagai penyambung lidah Islam, hantam Barat
kiri-kanan. Tetapi di lain pihak dia juga menghantam
oang-orang Islam di dalam negeri sendiri demi
kepentingan politiknya. Dan banyak pemimpin-pemimpin
itu omong begini tapi tindakannya lain lagi. 

Demikianlah Profesor Ben Anderson, pakar senior
Indonesia dari Cornell University di New York, Amerika
Serikat. 


=====
Milis bermoderasi, berthema 'mencoba bicara konstruktif soal Indonesia' dapat diikuti di http://www.polarhome.com/pipermail/nusantara/
Tulisan Anda juga ditunggu di http://www.mediakrasi.com (jadilah editor untuk koran online ini)
Juga mampirlah untuk ketawa ala Suroboyoan di
http://matpithi.freewebsitehosting.com

__________________________________________________
Do you Yahoo!?
Yahoo! Mail Plus - Powerful. Affordable. Sign up now.
http://mailplus.yahoo.com