[Nusantara] Preman Islamiyah dan Perasaan Anti Amerika di Indonesia

Gigih Nusantara gigihnusantaraid@yahoo.com
Wed Dec 11 06:48:31 2002


<p>Preman Islamiyah dan Perasaan Anti Amerika di
Indonesia

<p>Di Makassar tiga orang tewas dan puluhan lainnya
luka ketika bom 
meledak
di restoran cepat saji khas Amerika, Mc Donald's dan
sebuah dealer 
mobil
milik penggagas perjanjian damai Islam-Kristen Malino,
Menko Kesra 
Yusuf
Kalla. Aksi teror itu kembali mengingatkan orang akan
gerakan anti 
Amerika
Serikat sebagai reaksi kampanye perang AS terhadap
terorisme dan Irak.
Seberapa jauh gelombang anti AS ini? Radio Nederalnd
menghubungi 
Profesor 
Ben Anderson, pakar senior Indonesia dari Cornell
University di New 
York, 
Amerika Serikat.

<p>Ben Anderson [BA]: Saya melihat selama ini, apalagi
waktu perang Irak
dulu, massa Arab pada umumnya ya diam-diam, tidak
banyak bergerak.
Dan sampai sekarang walaupun ancaman dari Amerika itu
sudah jelas. Dan
tentunya koran TV Arab omong kiri-kanan di Amerika,
tapi belum ada
gerakan massal sama sekali di dunia Arab yang saya
lihat.

<p>Saya merasa begini, orang-orang yang bikin bom yang
macam ini artinya
mereka nggak punya massa. Kalau mereka punya masa
mereka ngga usah
pakai bom, itu bisa puluhan orang turun ke jalan, bisa
bikin 
demonstrasi
besar-besaran. Justru orang dari minoritas yang kecil,
yang merasa
menjadi kelompok kecil, seolah-olah kalau mau bergerak
dan berbuat
sesuatu yang berarti di dunia polik mereka harus pakai
cara beginian.

<p>Tapi banyak orang di Amerika juga menegur Bush
dalam hal ini, termasuk
Henry Kissinger. Kalau kamu bikin perang di Irak, itu
akan 
menggabungkan
kelompok-kelompok yan sebenarnya bukan bersekutu.
Jadi, Saddam
Hussein dan bangsanya Al Qaeda itu sebenarnya
pikirannya jauh dari satu
dengan yang lain. Tapi kalau sama-sama diserang
Amerika itu justru
menambah musuh untuk Amerika.

<p>Radio Nederland [RN]: Itu yang juga saya takutkan
Prof Anderson.
Artinya Indonesia sendiri dikenal sebagai Islam
moderat. Nah, yang
saya takutkan kalau kampanye perang ini menjadi
kenyataan begitu, 
itu justru menggerakkan kelompok-kelompok yang selama
ini diam, 
yang pasif dan moderat menjadi anti Amerika dan
akhirnya jadi bola 
salju yang membesar dan kita tidak bisa memprediksikan
setelah itu.

<p>BA: Itu bisa mungkin juga. Tetapi kesan saya, dalam
sejarah Indonesia
banyak sekali kelompok, banyak sekali pikiran.
Sehingga semacam
solidaritas fanatik itu tidak pernah terjalin. Jadi
saya masih optimis
bahwa ini tidak akan menjadi semacam blok fanatik dan
sebagainya.

<p>Yang menarik bahwa umpamanya sepuluh tahun yang
lalu banyak sekali
kelompok-kelompok seperti Pemuda Pancasila, kelompok
partikelir
bersenjata, membuat banyak hal untuk pemerintah yang
pemerintah
sendiri tidak mau terang-terangan berbuat. Tapi waktu
itu belum ada
geng-geng yang pakai Islam sebagai bajunya. Tapi
belakangan ini timbul
boleh dikatakan semacam preman Islamiyah yang dipakai
untuk memeras
orang, memeras Cina.

<p>Ini suatu gejala yang baru dan tidak enak. Mereka
mengikuti contoh dari
preman-preman yang non Islam, preman-preman yang
Kristen dan
sebagainya. Karena hampir semua kelompok sekarang
punya preman
sendiri. Ini suatu gejala yang berbahaya.

<p>RN: Nah seberapa besar nanti preman-preman
Islamiyah ini nanti
akan dipakai untuk kepentingan politik memakai isu
anti Amerika?

<p>BA: Yah, bisa saja. Saya lihat bahwa mereka itu
cukup dipegang oleh
bosnya, jadi kalau disuruh huru-hara ini sebentar
bisa. Tapi ditarik
juga bisa. Jadi mereka masih seperti kuda yang masih
bisa dipegang.

<p>Tapi jaman sekarang kita harus lihat bahwa ekonomi
Indonesia masih
begini. Masalah-masalah yang dihadapi pemerintah itu
banyak sekali. 
Dan terang-terangan memusuhi Amerika itu nggak banyak
gunanya.

<p>RN: Ya, tapi ini kan mendekati 2004 dan isu anti
Amerika tentunya
sangat bisa membawa suara buat mereka. Apalagi
kelompok-kelompok yang 
mengatasnamakan Islam begitu.

<p>BA: Iya. Tapi ini mengingatkan saya pada jaman
revolusi. Di mana semua
orang itu anti Belanda. Semua mau berjuang seratus
persen. Tapi kalau
kelompok ini masuk pemerintah, maka cepat-cepat mau
musyawarah
dengan Belanda. Sedangkan orang yang jatuh, yang
keluar dari
pemerintah kembali fanatik anti Belanda dan
sebagainya.

<p>Jadi ini tergantung posisi kelompok, dalam
pemerintah dan di luar. Yang
dalam pemerintah akan hati-hati dan yang di luar
pemerintah akan ambil
kesempatan untuk menyerang. Tapi kalau mereka menang
mereka juga
akan omong dengan Amerika.

<p>RN: Jadi tampaknya balik lagi ke tangan elit
politik apakah akan
memakai isu anti Amerika ini untuk menggerakkan
massanya atau tidak.

<p>BA: Saya kira di kalangan elit akan demikian. Kalau
di tingkat massa 
ini
saya masih belum begitu bisa menentukan. Jadi saya
merasakan bahwa
emosi anti Amerika masih terbatas tingkat yang jengkel
dari pada
betul-betul mata gelap.

<p>Saya sendiri merasa sangat jengkel dengan Bush dan
sebagainya. Apa yang 
dibuatnya itu bodoh, dan bisa bikin celaka banyak
orang. Orang Amerika 
yang samasekali tidak mengerti, tidak ada pengalaman
dengan Islam, 
dan sering mereka juga mempermainkan voter-voter
(warga yang punya 
hak pilih - red.) di Amerika yang agama Kristennya
juga cukup kuno.
Salah satu kekuatan dari partai Republikan justru ini,
orang-orang
Kristen kolot yang fanatik. Mereka juga main kartu
itu.
Tapi itu namanya main dengan api pompa bensin. Itu
bodoh dan berbahaya.

<p>Saya melihat Indonesia pada umumnya dan banyak
negara-negara lain,
kita melihat bahwa Islam itu belakangan ini menjadi
kartu politik. 
Kita lihat Mahatir di Malaysia, kadang-kadang dia
omong keras sebagai 
penyambung lidah Islam, hantam Barat kiri-kanan.
Tetapi di lain pihak 
dia juga menghantam oang-orang Islam di dalam negeri
sendiri demi 
kepentingan politiknya. Dan banyak pemimpin-pemimpin
itu omong begini 
tapi
tindakannya lain lagi.

<p>Demikianlah Profesor Ben Anderson, pakar senior
Indonesia dari Cornell
University di New York, Amerika Serikat.


=====
Milis bermoderasi, berthema 'mencoba bicara konstruktif soal Indonesia' dapat diikuti di http://www.polarhome.com/pipermail/nusantara/
Tulisan Anda juga ditunggu di http://www.mediakrasi.com (jadilah editor untuk koran online ini)
Juga mampirlah untuk ketawa ala Suroboyoan di
http://matpithi.freewebsitehosting.com

__________________________________________________
Do you Yahoo!?
Yahoo! Mail Plus - Powerful. Affordable. Sign up now.
http://mailplus.yahoo.com