[Nusantara] Di Ufuk Ada Fajar (Indonesia Tidak Akan Menyerah) 2/2

Gigih Nusantara gigihnusantaraid@yahoo.com
Wed Dec 11 06:48:29 2002


Dari pengamatan saya, di tengah prahara yang sedang
menerpa bangsa ini, suasana Ramadhan di Jakarta tahun
ini terlihat lebih khusuk dari pada tahun sebelumnya.
Ummat juga tampak lebih percaya diri dalam
mengekspresikan kesilamannya. Kondisi ini juga dibantu
oleh tayangan televisi dan media masa lainnya yang
terasa lebih Islami. 

Dan tentu tidak kecil pula peranan da’I kondang Aa’
Gym, yang selama Ramadhan dengan tulus dan tidak kenal
lelah bersafari dari suatu kota ke kota lain, dari
sebuah setasiun TV ke setasiun TV lain, dari satu
pemancar radio satu ke pemancar radio lain, yang
menjadikan ceramah-ceramahnya menjadi “kurang greget”
kata isteri saya yang merupakan seorang pengagum
berat. Tetapi kurang greget atau bukan, kemampuan da’I
kondang ini untuk menyedot pengunjung tetap sangat
fenomenal. Misalnya sebuah acara di Banjarmasin pada
pertengahan Ramadhan yang mampu menyedot 100.000
pengunjung benar-benar “ruar biasa”! 

(Tentu apareasiasi juga sangat pantas diberikan kepada
ratusan bahkan ribuan pembawa pesan-pesan Ramadhan
lainnya yang mencerahkan, termasuk Ustadz Dr. H.
Miftah Faridl yang dengan singkat, padat dan memukau
selalu dapat mengambarkan keindahan, kekuatan,
keluasan dan keluwesan ajaran Islam dalam acara
renungan sahurnya setiap menjelang subuh di ANTV) 

Tetapi apakah artinya semua ini, khususnya apabila
dikaitkan dengan sumbangan puasa Ramadhan yang baru
saja dijalani oleh ummat yang merupakan bagian
terbesar dari kapal besar yang bernama Indonesia ini
yang sedang limbung diterpa prahara? 

Hal ini akan lebih jelas dengan melihat, kekuatan yang
melandasi kesediaan atau---syukur-syukur---keiihlasan
dalam beribadah---khususnya bagi orang-orang yang
beribadah karena Allah---yaitu kepercayaan kepada
adanya kehidupan sesudah mati. 

Kepercayaan bahwa seseorang jika berbuat kebajikan
pasti akan mendapat balasan kebaikan, kalau tidak di
dunia, ya di kehidupan yang lain. 

Kepercayaan bahwa seseorang jika berbuat kejahatan
pasti suatu saat akan mendapat balasan setimpal. Di
dunia seseorang yang menilep dana BLBI, dana
non-budjeter Bulog dan hibah-hibah haram, dengan
menggunakan kekuatan harta, kekuasaan dan trik-trik
licik lainnya, bisa saja berlindung dari jeratan hukum
negara. Tetapi tidak---seperti sebuah lirik lagu yang
dinyanyikan oleh Chrisye--- pada saat mulut tak mampu
bicara. 

Kepercayaan dan harapan, yang membuat seseorang hidup
dan bertahan. 

(Jangan lah kamu putus asa menunggu datang rakhmat
Tuhanmu; Al Qur’an) 

Tetapi apakah sikap---yang dalam bahasa agama disebut
sebagai tawakal---bukan sebuah eakapisme yang bermuara
pada sikap fatalistik? 

Mungkin, terutama bila Anda belum pernah membaca Hadis
di bawah ini. 

Seorang Arab gunung menemui Rasulullah SAW dengan
mengendarai onta. Ketika Nabi bertanya kenapa orang
itu melepas saja ontanya, orang itu menjawab: “Saya
bertawakal ya Rasulullah”, yang langsung dijawab oleh
Nabi: “Ikat dulu ontamu, baru bertawakal”! 

Tentu sumbangan ibadah Ramadhan yang baru saja
dijalani ummat terhadap eksistensi Republik tercinta
ini tidak cukup hanya menghasilkan sikap tawakal saja.
Tetapi dalam perspektif saat-saat yang fitri ini, itu
saja sementara sudah cukup, khususnya bila ibadah
puasa Ramadhan mempunyai dampak kepada peralaku
seorang selama 11 bulan ke depan. 

Tetapi paling tidak, bagi orang-orang yang berpuasa
karena Allah, setiap melihat di ufuk ada fajar, selalu
ada harapan, yang membuat dia tidak pernah menyerah. 

Dan waktu adalah seperti anak panah yang meluncur
dengan kecepatan dan ketinggian konstan, menyusur
langit, laut, gunung dan pepohonon; pagi, siang dan
malam, dan membawa purnama Ramadhan bergulir ke titik
nadir. 

Lalu di ufuk lalu ada fajar, di ufuk ada harapan 

Allah Maha Besar, segala puji bagiMu 

Allah Maha Besar 

Selamat Iedul fitri, Maaf Lahir dan Bathin 

Semoga kita termasuk orang-orang yang kembali dengan
kemenangan, dalam peri hedupan yang lebih baik dan
bermartabat. 

Dan Indonesia tidak akan pernah menyerah! 

Tidak akan pernah! 

Wabillahi Taufiq wal Hidayah 

Wassalam, Darwin 

(Si Padang sengkek yang suka resek) 


=====
Milis bermoderasi, berthema 'mencoba bicara konstruktif soal Indonesia' dapat diikuti di http://www.polarhome.com/pipermail/nusantara/
Tulisan Anda juga ditunggu di http://www.mediakrasi.com (jadilah editor untuk koran online ini)
Juga mampirlah untuk ketawa ala Suroboyoan di
http://matpithi.freewebsitehosting.com

__________________________________________________
Do you Yahoo!?
Yahoo! Mail Plus - Powerful. Affordable. Sign up now.
http://mailplus.yahoo.com