[Karawang] [Nasional] Faruq Akui Time

karawang@polarhome.com karawang@polarhome.com
Sat Oct 19 02:48:51 2002


-----------------------------------------------------------------------
Mailing List "NASIONAL"
Diskusi bebas untuk semua orang yang mempunyai perhatian terhadap
eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
-----------------------------------------------------------------------
BERSATU KITA TEGUH, BERCERAI KITA RUNTUH
-----------------------------------------------------------------------

Jumat, 18 Oktober 2002

Faruq Akui Time

JAKARTA - Tim investigasi Mabes Polri dan Badan Intelijen Nasional (BIN)
berhasil mengorek keterangan Umar Al-Faruq di Amerika Serikat. Faruq membenarkan
berita Time edisi pertengahan September lalu yang melansir dokumen CIA.

Faruq mengakui, petinggi Al Qaedah di Asia Tenggara merencanakan pembunuhan
terhadap Presiden Megawati Soekarnoputri, mendalangi peledakan bom di malam
Natal tahun 2000, serta pengeboman Masjid Istiqlal.

Demikian informasi yang diperoleh tim investigasi yang dipimpin Brigadir
Jenderal Polisi Aryanto Sutadi dari Amerika Serikat, seperti diungkap Kabahumas
Polri Irjen Pol Saleh Saaf di Jakarta, Kamis kemarin.

Faruq ditangkap awal Juni lalu di Bogor oleh intelijen Indonesia, lalu
dideportasi ke luar negeri karena alasan dokumen imigrasi. Kini, laki-laki
berusia 31 tahun asal Kuwait yang beristrikan wanita Indonesia itu sedang
ditahan CIA.

"Faruq sudah diperiksa panjang lebar, termasuk semua informasi yang dilansir
majalah Time. Secara garis besar, Faruq mengakui kebenaran isi pemberitaan
majalah itu," ujar Saleh pada wartawan.

Seperti ditulis majalah Time, ketika diinterogasi CIA, Faruq tidak saja mengaku
pejabat senior Al Qaedah di Asia Tenggara, tapi juga mengungkap dua kali rencana
pembunuhan terhadap Megawati Soekarnoputri. Yakni semasa masih menjadi calon
presiden dan setelah menjabat presiden pada Agustus 2001.

Rencana pembunuhan kedua yang digalang Faruq gagal ketika bom keburu meledak di
kawasan Atrium Senen. Pembawa bom kehilangan salah satu kakinya. Saat peristiwa
itu, Megawati sedang memimpin rapat DPP PDI Perjuangan di kantor Jalan
Pecenongan.

Bom Natal

"Kepada tim investigasi, Faruq juga mengakui keterlibatannya dalam peledakan bom
teror Natal pada tahun 2000, yang menimbulkan banyak korban cedera dan tewas,
serta pengeboman Masjid Istiqlal," ujar Saleh Saaf.

Menurut Time, dokumen CIA menulis pengakuan Faruq tentang sejumlah orang di
Indonesia yang pernah bekerja sama secara intensif dengan dia, yakni pemimpin
Majelis Mujahidin Indonesia Abu Bakar Ba'asyir dan Hambali atau Ridwan
Ishamudin.

Malah dia mengaku mendapat otoritas Ba'asyir untuk memanfaatkan anggota Jamaah
Islamiyah untuk menjalankan teror di Indonesia. Sasaran terakhir, kapal perang
Amerika Serikat ketika bersandar di Surabaya yang akan dihajar bom bunuh diri
seperti yang terjadi di Yaman. Tapi, karena tenaga pelaksana kurang, rencana itu
dibatalkan Faruq.

Dalam pemberitaan itu, Faruq juga mengaku dekat dengan Agus Dwikarna, tokoh
Laskar Jundullah, di Sulawesi Selatan. Agus kini ditahan di Filipina dengan
tuduhan kepemilikan bahan peledak.

Sedangkan kerja sama Faruq dengan Hambali dijalin berkaitan dengan teror bom
malam Natal di sejumlah kota pada tahun 2000. Hambali sampai kini diburu
Kepolisian Indonesia.
Dia diyakini kabur ke Malaysia, kemudian ke Filipina dan terakhir dikabarkan
berada di Pakistan.

Hambali pernah disebut sejumlah media asing sebagai Direktur Operasional Al
Qaedah untuk kawasan Asia Tenggara.

Tokoh JI

Kemarin Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono jelas-jelas menyebut Hambali dan
Abu Bakar Ba'asyir pernah punya masa lalu sebagai tokoh Jamaah Islamiyah (JI),
organisasi Islam radikal di Asia Tenggara yang diyakini sebagai jaringan Al
Qaedah.

Sejak akhir tahun lalu, belasan aktivis Jamaah Islamiyah ditangkapi aparat
keamanan Singapura dan Malaysia dengan tuduhan terorisme.

Sampai kini Abu Bakar Ba'asyir membantah terlibat Jamaah Islamiyah semasa
bermukim di Malaysia pada dekade 1990-an. Dia juga menilai fitnah suara-suara
yang menyebut dirinya terkait dengan jaringan teroris internasional, seperti Al
Qaedah.

Ba'asyir pun mengaku tidak kenal Omar Al-Faruq, apalagi merencanakan teror di
Indonesia dengan mengerahkan anggota Jamaah Islamiyah seperti ditulis Time. Dia
bahkan siap dikonfrontasi dengan Faruq.

Lantas bagaimana polisi menempatkan pengakuan Faruq?

Menurut Saleh Saaf, Faruq ditempatkan sebagai saksi. "Jadi, bukan Faruq yang
akan kita hukum di sini, melainkan orang-orang yang turut serta melakukan
perbuatan makar terhadap presiden dan negara," katanya.

Saleh juga menjelaskan, Faruq juga mengatakan pada tim investigasi bahwa dirinya
adalah anggota Al Qaedah. "Kalau dirinya pernah masuk ke Indonesia, berarti
pernah ada orang Al Qaedah di sini," ujar Saleh perihal dugaan jaringan Al
Qaedah di Indonesia.

Kamis kemarin Abu Bakar Ba'asyir akan diperiksa penyidik Markas Besar Polri
sebagai saksi pelapor pencemaran nama baik terkait dengan pemberitaan Time. Tapi
Ba'asyir tidak datang. (bu-29t)

Copyright© 1996 SUARA MERDEKA

-------------------------------------------------------------
Info & Arsip Milis Nasional: http://www.munindo.brd.de/milis/
Nasional Subscribers: http://mail2.factsoft.de/mailman/roster/national
Netetiket: http://www.munindo.brd.de/milis/netetiket.html
Nasional-m: http://www.polarhome.com/pipermail/nasional-m/
Nasional-a:  http://www.polarhome.com/pipermail/nasional-a/
Nasional-e:  http://www.polarhome.com/pipermail/nasional-e/
------------------Mailing List Nasional------------------