[Nusantara] Markatam, sahabat saya yang fals

Gigih Nusantara gigihnusantaraid@yahoo.com
Thu Dec 12 03:12:01 2002


Band sekolahku pernah berjaya sebagai band terbaik se
Jawa. Dan salah satu temanku yang sangat aktif
menyertai ke mana band sekolahku berangkat festival
adalah Markatam.

Hampir semua anggota band sekolahku adalah anak-anak
orang kaya, dan cuma Markatam pemuda kampung
Surabayan, dan cuma dialah di antara kawanan band
sekolahku itu yang naik sepeda pancal. Mana jelek
lagi. Yang lainnya? Uh... jangan tanya.

Meski dia aktif mulai dari menyertai latihan atau
bertandang show dan festival, Markatam sama sekali tak
punya kemampuan musikal, main alat-alatnya atau
menyanyinya. Suara dia benar-benar fals, sumbang, pol.

Aku kira, cuma cara dia yang kurang dalam menafsirkan
tangga-tangga nada ketika bernyanyi. Rupanya, bahkan
bersiulpun dia fals, sumbang, beneran.

Toh begitu tak membuat kawanan di band sekolahku
menjauhi dia. Bahkan dialah anggota kawanan band yang
sangat penting (dia juga jago berantem pula). Tentu,
jangan ajak dia untuk ikut nyanyi, back sound, atau
segala rupa yang berbau bunyi-bunyian. Fals, sudah !

Kami menyebut Markatam sebagai bagian 'pembukaan'.
Sebab dialah yang gesit meloncat pertama kali ke
panggung katika band sekolah mau tampil. Apa yang
dikerjakan? Dia membuka semua tutup-tutup dari
peralatan yang ada di panggung saat itu, lalu turun.
Dia akan berdiri tegak di samping panggung, untuk
mengamankan band dari gangguan penonton usil.

Oh... Markatam.....

Dia tetap teman-teman kami, anak-anak band. Tetapi
sekali lagi, jangan libatkan dia untuk urusan
bunyi-bunyian. Sebab, mungkin memang sedemikianlah
tafsiran otaknya terhadap berbagai bunyi yang ia
tangkap.

Cerita lain lagi soal bunyi adalah mengenai sekawanan
kodok.

Hampir tiap pagi selalu kita temui kodok mati. Menurut
cerita orang-orang tua, iatu gara-gara suara fals dari
si kodok.

Malam hari, etrutama kalau habus hujan, maka suara
kodok bersahut-sahutan membentuk sebuah paduan suara
yang sangat harmonis. Ada yang cuma mengambil suara
'errrrr....rrrr...rrrr....rrrr' saja, Atau yang
'kuuuuung........' panjang. Ada yang 'rek... rek...
rek....' begitu saja.

Lalu kodok mati tadi?

Oh, kata orang tua saya dulu, kodok itu adalah satu
dari kodok-kodok yang difatwakan hukuman mati oleh
majelis kodok, karena dia tiba-tiba membunyikan suara
tertentu, atau suaranya memang begitu, yang membuat
harmoni paduan suara kodok terganggu. Maka kodok
itupun dikeroyok sampai mati.

Baik Markatam dan kodok bernasib jelek tersebut
sebenarnya adalah bagian yang sama dari komunitasnya,
yang memiliki cita-cita dan semangat untuk dapat
melakukan partisipasi pada kegiatan komunitasnya
tersebut. Hanya karena kebetulan tafsir yang ia miliki
tidak terdengar harmoni, maka ia terpaksa disisihkan.
Kalau Markatam masih untung, dia tetap menjadi bagian
dari teman-teman anak band sekolahku, dan memakai
seragam yang sama, bahkan, tetapi lain halnya dengan
kodok sial tadi.

Dua cerita sudah saya sampaikan kepada Anda, Dan ada
cerita lain yang sudah banyak dibahas di milis ini,
Ulil. Tinggal nurani kita bicara, mau seperti
anak-anak band, atau kodok.

Salam

=====
Milis bermoderasi, berthema 'mencoba bicara konstruktif soal Indonesia' dapat diikuti di http://www.polarhome.com/pipermail/nusantara/
Tulisan Anda juga ditunggu di http://www.mediakrasi.com (jadilah editor untuk koran online ini)
Juga mampirlah untuk ketawa ala Suroboyoan di
http://matpithi.freewebsitehosting.com

__________________________________________________
Do you Yahoo!?
Yahoo! Mail Plus - Powerful. Affordable. Sign up now.
http://mailplus.yahoo.com