[Nusantara] Tekad Mandiri Menuju Sukses

Gigih Nusantara gigihnusantaraid@yahoo.com
Sun Dec 1 10:24:07 2002


Tekad Mandiri Menuju Sukses 
Oleh Haryono Suyono 
Sabtu, 30 November 2002 

Indonesia adalah negeri kaya dengan aneka ragam
budaya. Salah satu unsur budaya yang cukup terkenal
adalah ukiran dengan motif khusus yang berbeda-beda
dari suatu daerah dengan daerah lainnya. Dengan
kemajuan jaman, ada sebagian motif ukiran dari suatu
daerah membaur dengan motif ukiran dari daerah
lainnya. Tetapi, ada pula sekelompok anggota
masyarakat yang tetap memberikan perhatian dengan
mengetengahkan ciri-ciri khusus pada ukiran yang ada,
sehingga dengan melihat sepintas saja bisa diketahui
dari mana karya seni itu dihasilkan. 

Di Kampung Karang Anyar, Desa Grimak Indah, Nermada,
Mataram, Lombok, NTB, ada semacam usaha yang
sungguh-sungguh seperti itu. Biarpun usaha itu bukan
merupakan usaha raksasa dengan modal besar, karena
masih bersifat perorangan, namun karena ketekunan yang
mengolahnya, usaha ini mulai dikenal masyarakat dan
mendapatkan pasaran yang makin menarik. 

Menurut penelitian Drs Oos M Anwas dari Yayasan
Damandiri, Kampung Karang Anyar termasuk sebuah desa
yang cukup subur dan sejuk. Di sana-sini banyak
ditemukan air mengalir yang jernih, kolam-kolam ikan
dan persawahan yang terpelihara dengan rapi.
Masyarakatnya kebanyakan bertani atau memelihara ikan
di kolam-kolam yang tersebar luas di kampung tersebut.
Masyarakatnya terlihat akrab dan kelihatan saling
rukun. Mereka taat beragama terlihat dari banyaknya
masjid dan mushola yang setiap kali mendengungkan azan
pada saatnya tiba waktu shalat. 

Tokoh yang kita angkat ke permukaan kali ini adalah
Bapak Lalu Rahman Hadi yang baru berusia sekitar 30
tahun. Ia adalah seorang pekerja yang ulet dan
kebetulan sekaligus adalah seorang da'i yang rajin
memberikan ceramah keagamaan dalam setiap kesempatan
berkumpul dengan anggota masyarakat sekelilingnya.
Untuk menjangkau anggota masyarakat yang masih remaja
tidak segan-segan Pak Lalu mengumpulkan remaja masjid
yang ada di desa itu di mushola setiap malam Jum'at. 

Dalam kesempatan seperti itu, Pak Lalu memberikan
ceramah yang lebih serius dan menjadikan kegiatan
tersebut suatu pendidikan keagamaan yang bermutu.
Karena pengalaman masa muda, yaitu pada saat Pak Lalu
ketemu Ibu Sarmini, isterinya yang sekarang, adalah
pada waktu masih sama-sama muda dan keduanya giat
sebagai anggota remaja Masjid. Mereka berdua
sebelumnya telah banyak melakukan kegiatan bersama.
Karena itu pada waktu inipun mereka sering mengadakan
ceramah yang dikerjakannya berdua bersama isterinya. 

Lalu Rahman Hadi adalah seorang sosok pemuda yang
mempunyai pendidikan dasar yang lumayan. Ia lulusan
SMIK yang menamatkan pendidikannya sekitar 1994.
Sebagai warga desa biasa, sejak sekolah ia nyambi
bekerja pada perusahaan kerajinan dan ukiran di
desanya. Namun karena pemuda Lalu Rahman Hadi
mempunyai cita-cita mandiri yang sangat tinggi, ia
selalu memberontak dan ingin membuka usaha sendiri. 

Dengan modal cita-cita yang tinggi dan tekad yang
membara itu ia memutuskan untuk bekerja mandiri dan
keluar dari perusahaan di desanya. Ia mencoba berjuang
sendiri dan bekerja sebagai tukang yang mencari
pekerjaan sendiri. Biarpun bekerja sambil bersekolah,
ia bercita-cita bahwa ongkos yang diterimanya dari
bekerja sendiri, atau keuntungan dari usaha yang akan
bisa dikerjakannya sendiri, akan cukup untuk biaya
sekolah. 

Namun karena pengalaman yang sangat terbatas, dan
persaingan yang belum biasa dijalaninya, akhirnya ia
tidak sanggup untuk bertahan sebagai tukang yang
mandiri. Untuk melanjutkan pendidikannya ia terpaksa
jatuh bangun dan bekerja seadanya. Setelah menamatkan
pendidikannya di SMIK, diputuskannya untuk mencoba
keberuntungannya dengan mengembara ke Jakarta. 

Di Jakarta anak muda Lalu Rahman Hadi mencoba
keberuntungannya membuka usaha yang sama. Namun,
seperti halnya di Lombok, persaingan usaha kerajinan
dan ukiran di Jakarta nampaknya jauh lebih berat lagi.
Usahanya gagal dan ia terpaksa harus segera kembali ke
Lombok. Sebagai pemuda yang lontang-lantung di tempat
kelahirannya sendiri Lalu Rahman Hadi muda dengan
cita-citanya yang tinggi itu tidak putus asa. Ia
mencoba kerja apa saja dengan tetap mempunyai
keinginan membara untuk suatu ketika membuka usaha
kerajinan dan ukiran seperti yang dicita-citakannya. 

Untuk mendapatkan posisi yang baik, atau tempat yang
kiranya cocok dan menguntungkan, Lalu Rahman Hadi muda
berkeliling dari suatu kampung ke kampung lainnya.
Pada suatu hari didapatkannya tempat bekerja yang
dirasanya nyaman di Nermada, Mataram, Lombok. Ia
merasa bahwa tempat ini bakal memberikan kesempatan
dan keuntungan untuk usaha dan masa depannya.
Diputuskannya untuk menetap dan mulai membuka usaha di
tempat ini. 

Dengan modal awal sebesar Rp 10.000,- beberapa tahun
yang lalu, Lalu Rahman Hadi muda mulai membelanjakan
uang itu untuk membeli bahan kayu untuk diukirnya.
Bahan yang telah selesai segera dijual dan hasil
penjualannya segera dibelikan bahan kembali untuk
diukir lebih lanjut. Kehidupan seperti itu berulang
berbulan dan bertahun sehingga kehidupannya sungguh
sangat menyedihkan. 

Pada saat yang bersamaan ia harus membentuk keluarga
dan mengarungi samudera kehidupan yang penuh godaan
ini dengan isterinya Sarmini yang kemudian memberinya
seorang anak yang sekarang telah berusia 3 tahun.
Setelah jatuh bangun dengan persaingan yang cukup
ketat selama bertahun-tahun, usahanya mulai
menampakkan hasil yang memuaskan. Hasil penjualan
barang-barang yang dihasilkannya mulai menarik pembeli
dengan nilai yang makin tinggi. Ia makin bisa
memberikan ciri khusus kepada hasil produksinya
sehingga dikenal sebagai produk dengan ciri budaya
Nusa Tenggara Barat. 

Ciri itu antara lain dari gambar daun yang dilukisnya
sendiri. Keahlian melukis ciri ini tidak dapat
diwakili atau ditiru oleh produsen lain, sehingga
merupakan ciri khusus yang kemudian dipahat oleh para
karyawannya. Kredit Bank Dalam kegiatan menolong
keluarga yang semula adalah keluarga pra-sejahtera
atau keluarga sejahtera I atau keluarga baru yang
sedang berjuang menyusun keluarga yang bahagia dan
sejahtera, Yayasan Damandiri menggelar kerjasama
dengan BKKBN dan beberapa Bank Pembangunan Daerah
(BPD), termasuk BPD NTB. Kerjasama awal dengan BKKBN
dilakukan bersama Bank BNI, yaitu dengan memberikan
keluarga-keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera
I latihan untuk membuka usaha yang mandiri. 

Mereka diajak belajar menabung. Kalau berhasil mereka
diberi kesempatan mempergunakan kredit yang bisa
dipergunakan untuk keperluan produksi barang-barang
yang bisa dijual. Mereka yang sudah menabung dan
mendapat kredit Kukesra diberi kesempatan untuk
belajar usaha yang mempunyai nilai ekonomi. Usaha itu
diawali dalam bentuk kelompok agar bisa saling
tolong-menolong sesama anggotanya. Kalau usaha itu
makin maju, diharapkan dapat dikembangkan sebagai
suatu koperasi yang lebih maju. Maksudnya adalah agar
kelemahan yang ada pada setiap individu keluarga dapat
ditolong oleh kekuatan yang ada pada kelompoknya. 

Pada tingkat awal kelompok-kelompok itu disebut
kelompok-kelompok UPPKS atau Usaha Peningkatan
Pendapatan Keluarga Sejahtera. Kelompok-kelompok ini
diajak untuk bersama-sama mulai belajar berusaha dalam
usaha ekonomi mikro yang menguntungkan. Pola
kebersamaan dalam usaha itu, seperti halnya koperasi,
selalu diajarkan karena kesadaran bahwa pada umumnya
anggota masyarakat yang ada tidak mempunyai bakat
untuk segera bisa berusaha secara mandiri sendirian. 

Setiap usaha pada awalnya ditekankan sebagai usaha
yang mendahulukan kebersamaan dan diniatkan
menguntungkan. Termasuk dalam usaha ini adalah
usaha-usaha dalam kegiatan ekonomi mikro. Kelompok
yang menonjol mendapat penghargaan. Salah satu
penghargaan komunitas yang diberikan adalah tambahan
modal untuk kegiatan kelompok itu. Dengan tambahan
modal itu usaha ekonomi mikro dari kelompok-kelompok
itu mulai berkembang dan mendapat momentum baru.
Jumlah anggota keluarga yang bisa ikut serta dalam
kegiatan mereka bertambah banyak karena adanya modal
tambahan tersebut. 

Untuk melestarikan usaha itu, mulai tahun 1995, para
anggota UPPKS diajak untuk belajar menabung. Tabungan
pertama untuk setiap anggota dirangsang oleh Yayasan
Damandiri dengan diberikan kepada mereka buku tabungan
yang telah diisi dengan uang kontan Rp 2.000,- Dengan
tabungan awal itu mereka diajak untuk mulai berhimpun
dan bersama-sama melakukan usaha bersama yang bersifat
ekonomi. Dengan tabungan yang kemudian diberi nama
tabungan keluarga sejahtera (Takesra) itu mereka boleh
mempergunakan tabungannya untuk bergerak dalam bidang
ekonomi mikro dengan teman-temannya sesama anggota
UPPKS. 

Setiap kelompok dengan anggota antara 10-20 orang,
masing-masing dengan tabungan Rp 2.000,- bisa meminjam
dengan jumlah pinjaman sebanyak 10 kali lipat dari
tabungannya untuk usaha ekonomi produktif. Sejak
Januari tahun 1996 setiap anggota UPPKS bisa mulai
meminjam dana Kukesra yang diselenggarakan oleh Bank
BNI dengan nilai 10 kali lipat dari tabungannya yang
masing-masing Rp 2.000,- yaitu masing-masing mendapat
pinjaman Kukesra sebesar Rp 20.000,- 

Dengan anggota kelompok sebanyak 20 orang, maka untuk
satu kelompok jumlah pinjaman bisa mencapai Rp
400.000,- yang dipandang cukup untuk memulai suatu
usaha kelompok kecil-kecilan di desanya. Apabila sudah
berhasil dan pinjamannya dikembalikan dengan baik,
anggota kelompok UPPKS itu bisa pinjam dana dengan
jumlah dua kali lipat, yaitu Rp 40.000,- begitu
seterusnya kalau berhasil lagi dinaikkan menjadi Rp
80.000,- dan seterusnya. Pada tahapan terakhir tiap
anggota kelompok bisa pinjam sebesar Rp 320.000,- 

Dengan jumlah pinjaman itu tiap anggota bisa mulai
mempunyai usaha sendiri secara mandiri. Sebagai
kelanjutan dari usaha ini, terutama untuk mereka yang
berhasil dengan latihan menabung dan menggunakan
kredit Kukesra, Yayasan Damandiri mengadakan kerjasama
dengan Bank-bank Pembangunan Daerah (BPD), termasuk
BPD NTB. Tujuannya adalah membantu keluarga yang
berhasil dan sedang bangkit, termasuk keluarga Bapak
dan Ibu Lalu Rahman Hadi, dengan pinjaman dan
pendampingan yang disebut Pundi atau Pembinaan Usaha
Mandiri. Karena itulah keluarga Bapak dan Ibu Lalu
Rahman Hadi yang mulai mengembangkan usahanya dengan
berhasil itu mendapat kesempatan memperoleh bantuan
Pundi dengan pinjaman sampai dengan Rp 5 juta. 

Dengan tambahan modal itu keluarga Lalu Rahman Hadi
mempekerjakan karyawan yang lebih banyak dan
menghasilkan produk-produk yang lebih bervariasi.
Karena sistem rekruitmen yang dijalankan oleh Pak Lalu
tergolong unik, yaitu mengambil tenaga-tenaga yang
sama sekali belum berpengalaman, banyak anak muda yang
diambilnya menjadi karyawan dan diajarinya untuk
bekerja mengukir dan menjadi ahli memproduksi
barang-barang yang laku jual. Barang-barang yang
diproduksi dan laku jual itu sangat beragam. Ada
tempat tisu, topeng, vas bunga, tempat permata,
pigura, tongkat, dan lainnya. Bahkan tidak jarang pak
Lalu Rahman Hadi berkeliling ketempat-tempat penjualan
barang-barang souvenir untuk mempelajari apa saja yang
menarik perhatian masyarakat untuk diciptakanya, bisa
memuaskan dan memperluas pasaran yang baru. 

Untuk memberikan ciri khas garapannya yang asli dan
dari Lombok, ukiran yang dikerjakannya diberi ciri
khusus. Setiap produk diberi tanda daun dan tangkai
yang mengandung arti kesuburan pulau Lombok. Motif ini
digambar sendiri oleh pak Lalu Rahman Hadi dan
merupakan semacam "tanda merek" dagang yang asli.
Untuk mengikuti selera pasar, Pak Lalu selalu
mengadakan perjalanan berkeliling ke Artshop-artshop
yang ada di Pulau Lombok. Kemudian tidak segan-segan
ia mengadakan berbagai improvisasi dan mengeluarkan
model-model baru yang dianggapnya bisa menarik pasar. 

Dengan cara demikian, biarpun karyanya banyak yang
ingin meniru, tetapi karena kecepatannya menciptakan
model-model yang baru relatif tinggi, sampai kini ia
tetap bisa menguasai pasar dan usahanya berhasil
menolong anak-anak muda yang bekerja padanya. ***
(Prof Dr Haryono Suyono adalah pengamat masalah
sosial-kemasyarakatan, dosen Unair Surabaya). 


=====
Milis bermoderasi, berthema 'mencoba bicara konstruktif soal Indonesia' dapat diikuti di http://www.polarhome.com/pipermail/nusantara/
Tulisan Anda juga ditunggu di http://www.mediakrasi.com (jadilah editor untuk koran online ini)
Juga mampirlah untuk ketawa ala Suroboyoan di
http://matpithi.freewebsitehosting.com

__________________________________________________
Do you Yahoo!?
Yahoo! Mail Plus - Powerful. Affordable. Sign up now.
http://mailplus.yahoo.com