[Nasional-a] [Nasional] WNI Keturunan Arab dan Islam Radikal di Indonesia

nasional-a@polarhome.com nasional-a@polarhome.com
Sat Oct 19 23:00:38 2002


-----------------------------------------------------------------------
Mailing List "NASIONAL"
Diskusi bebas untuk semua orang yang mempunyai perhatian terhadap
eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
-----------------------------------------------------------------------
BERSATU KITA TEGUH, BERCERAI KITA RUNTUH
-----------------------------------------------------------------------

WNI Keturunan Arab dan Islam Radikal di Indonesia

oleh He-Man

Tragedi pemboman di Bali kembali memunculkan nama
Abu Bakar Ba'asyr pemimpin Majelis Mujahiddin Indonesia
yang oleh banyak negara dituding terlibat aksi-aksi terorisme
di beberapa negara di Asia Tenggara.

Dalam seminar "Arab dan Islam di Indonesia Dewasa Ini"
yang diselengarakan PP Muhammadiyah padahari Rabu
9 Oktober 2002 , pimpinan NU dan Muhammadiyah
menyatakan kekuatirannya akan aksi-aksi radikalisme
Islam yang dipimpin oleh para WNI keturunan Arab di
Indonesia , dari Laskar Jihad yang dipimpin Ja'far Umar Thalib,
Front Pembela Islam (FPI) dipimpin Habib Rizieq Shihab, Majelis
Mujahidin Indonesia dipimpin Abu Bakar Ba'asir, dan Jamaah
Ikhwan al-Muslimin Indonesia dipimpin Habib Husein al Habshi.
Pada masa lalu kita juga mengenal nama Abdullah Sungkar (alm)
WNI keturunan Arab yang melakukan sejumlah aksi pemboman
di Indonesia.Demikian juga gerakan tarbiyah yang dipimpin oleh
wni keturunan Arab yang bermukim di Bogor.

Begitu pula  tokoh-tokoh kunci lapis kedua gerakan-gerakan Islam
radikal  di Indonesia pun mayoritasnya dipimpin oleh keturunan Arab atau
orang Indonesia alumnus universitas Saudi Arabia , Presiden PK
Hidayat Nur Wahid misalnya , demikian juga tokoh-tokoh lainnya
seperti Ahmad Fais , Asmuni , Hambali ,  Aunur Rofiq Ghufran ,
Yazid Jawaz , Abu Haidar , Natsir Harist dll yang sebagiannya
masuk dalam daftar hitam  karena dicurigai terlibat dalam aksi-aksi
terorisme.

Kalau melihat sejarah pergerakan Islam di Indonesia , komunitas
warga Arab sejak lama memang menganut sikap eksklusivme
yang berlebihan , mereka menganggap ras mereka lebih unggul
dari orang melayu .Pernikahan antara perempuan Arab dengan
laki-laki pribumi sangat diharamkan .Dan dikalangan masyarakat
Arab Indonesia sendiri terbagi dalam dua kelas yaitu kelas
Sayyid (atau juga biasa dipanggil Habib ataupun Syarif) yang
merupakan kelas "unggul" karena merupakan keturunan nabi ,
dan kelas "masaikh" atau kelas lebih rendah , pertarungan antar
kelas ini menimbulkan friksi keras antar warga Arab , warga Arab
dari kelas Sayyid mendirikan Jamiat'ul Kheir , sementara kelas
Masaikh mendirikan Al Irsyad , dalam AD/ART Al Irsyad bahkan
ditegaskan bahwa kaum Sayyid diharamkan untuk bergabung.
Di kalangan para sayyid , pernikahan seorang sayyidah (perempuan
sayyid) dengan non sayyid apalagi orang ajam/non Arab bisa
berakhir dengan kematian.

Pada masa kekuasaan Ottoman masih jaya , kawasan hejaz dan
hadramaut bisa dikatakan sebagai wilayah tak bertuan , walaupun
secara administratif berada dalam kekuasaan orang Turki Ottoman
tapi kalangan Arab disana rata-rata memiliki angkatan perang
sendiri yang seringkali saling berperang antar mereka sendiri ,
dan imbasnya juga terjadi di Indonesia.Perang antar klan ini
sedikit demi sedikit mulai menghilang paska kejatuhan dinasti
Turki Ottoman.

Tapi pandangan yang menganggap ras Arab lebih unggul masih
menghinggapi warga Arab di Indonesia.Masih sangat jarang
terjadi pernikahan antara perempuan Arab dengan laki-laki
ajam/non Arab.

Paham Islam Radikal di Indonesia

Paham Islam radikal di Indonesia sebagian besarnya berorientasi
pada paham Wahaby/Salafy radikal di Timur Tengah.Gerakan-gerakan
yang berdiri di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari tokoh-tokoh
ulama garis keras timur tengah , mereka yang menentukan hitam
putihnya gerakan.Pemilihan para tokoh pimpinan kelompok-kelompok
fundamentalis biasanya ditunjuk langsung dari pusat (timur tengah)
bukan pilihan dari bawah , kaum fundamentalis dikenal sangat fanatik
sehingga mereka akan 100 % menurut pada keinginan top leader
mereka tanpa membantah .

Inilah yang menyebabkan kenapa WNI keturunan Arab ataupun
alumnus universitas di Saudi Arabia yang selalu menjadi pemimpin
gerakan-gerakan fundamentalis di Indonesia. Paham yang mengunggulkan
ras Arab sangat kentara dalam gerakan-gerakan fundamentalis di
Indonesia.

Paham Wahaby dikenal sangat radikal dan cenderung pada aksi-aksi
kekerasan , sejarah wahaby adalah sejarah penuh darah dan peperangan ,
kaum wahaby dimana pun di dunia akan selalu berusaha menggunakan
aksi-aksi kekerasan termasuk kepada sesama muslim demi mendapat
kekuasaan.Dalam sejarah Indonesia , di Sumatera Barat aksi kekerasan
kaum Wahaby yang menyebut dirinya kaum Paderi menimbulkan perang
saudara yang kemudian akhirnya dimamfaatkan oleh pemerintah kolonial
Belanda.Di Saudi Arabia sendiri kekuasaan kaum Wahaby disertai aksi
teror terhadap kaum muslim penganut aliran sunni-al asy'ariyah yang
bermazhab syafi'i dan maliki juga kaum syi'ah , demikian juga ketika
kaum Taleban yang beraliran Wahaby berkuasa di Afghanistan , banyak
warga Syi'ah yang menjadi korban pembantaian massal , begitu pula
madrasah-madrasah kaum sunni-maturidy yang mayoritasnya bermazhab
hanafi banyak yang dihancurkan

Jadi aksi kekerasan dan teror memang sudah menjadi watak kaum
wahaby , sehingga tidaklah terlalu mengherankan kalau kaum wahaby
yang dipimpin oleh para WNI keturunan Arab di Indonesia pun sangat
identik dan menyukai aksi-aksi teror dan kekerasan baik terhadap
kaum non muslim maupun pada muslim sendiri yang berbeda aliran.
Dua tersangka pemboman Bali yang bali ditangkap pun merupakan
warga keturunan Arab yang bermukim di Solo.Solo dan Jogja merupakan
pusat gerakan Wahaby/Salafy Indonesia yang berkiblat ke Saudi ,
selain juga Bogor yang merupakan basis kelompok Tarbiyah yang
berkiblat pada Ikhwanul Muslimin Yordania (yang lebih radikal
daripada IM Mesir) .Jadi tidaklah terlalu mengherankan kalau sejumlah
negara Asing mengindikasikan Bogor , Solo dan Jogja sebagai basis teroris ,
bahkan sejumlah negara Barat sempat melarang warganya berkunjung kesana.

Dari sini kita bisa melihat bahwa gerakan fundamentalis Islam Indonesia
bukanlah gerakan lokal , tapi merupakan satu jaringan dengan gerakan
fundamentalis islam dunia , dan peran WNI keturunan Arab sangat berperan
besar dalam hal ini sebagai penghubung antara gerakan fundamentalis
Islam di Indonesia dengan kelompok induk mereka di Timur Tengah.


-------------------------------------------------------------
Info & Arsip Milis Nasional: http://www.munindo.brd.de/milis/
Nasional Subscribers: http://mail2.factsoft.de/mailman/roster/national
Netetiket: http://www.munindo.brd.de/milis/netetiket.html
Nasional-m: http://www.polarhome.com/pipermail/nasional-m/
Nasional-a:  http://www.polarhome.com/pipermail/nasional-a/
Nasional-e:  http://www.polarhome.com/pipermail/nasional-e/
------------------Mailing List Nasional------------------