[Nasional-f] [das-capital] Presiden tidak Simpatik, TKI Jual Anak
enjoy_aje
nasional-f@polarhome.com
Sun Sep 8 11:37:01 2002
--- In melb-disc@y..., Arief Budiman <ariefb@u...> wrote:
>
>
>02 September 2002 19:08:00
>Andi Mallarangeng: Presiden tidak Simpatik
>
>Jakarta-RoL--Pengamat politik Andi Mallarangeng menilai keputusan
>presiden RI berkunjung ke sejumlah negara di Afrika sebagai keputusan
>yang tidak jelas. Pasalnya di tanah air presiden masih mempunyai
>sejumlah masalah serius yang harus diselesaikan.
>
>Menurutnya saat ini di Nunukan, kalimantan timur masih banyak TKI
yang
>nasibnya tidak menentu, sakit hingga meninggal dunia. ''Presiden
tidak
>membuat pernyataan simpati, tapi malah pergi ke afrika, TKI di
Nunukan
>tidak diurus,'' kata Andi Senin (2/9).
>
>Ia lalu mencontohkan sikap presiden Filipina Gloria Macapagal Arroyo
>yang dinilainya mempunyai perhatian besar kepada warganya. Ia
menjemput
>para tenaga kerjanya yang pulang dari malaysia sampai perahu yang
tiba
>di pelabuhan.
>
>Bahkan ia menyempatkan diri menelpon PM Malaysia Mahatir Mohamad
>sehingga PM malaysia membatalkan keputusan pemerintahnya untuk
mengirim
>pulang tenaga kerja Filipina.
>
>Pemerintah saat ini tidak mempunyai prioritas yang jelas dibanding
>Filipina untuk masalah TKI. ''Ini salah satu bentuk kegagalan
dipromasi
>pemerintah kita. Seharusnya segala potensi yang kita miliki diberikan
>bagi para TKI itu.''
>
>Presiden Megawati Soekarno Putri dijadwalkan akan mengunjungi enam
>negara di afrika dan eropa Timur selama 2 minggu. Selain suaminya
Taufik
>Kiemas, Megawati juga didampingi sejumlah menteri kabinet gotong
royong.
>
>
>Seperti Menlu Hasan Wirajuda, Menneg Lingkungan Hidup Nabiel Makarim,
>serta Menko Perekonomian Dorojatun Kuntjoro Jakti serta sejumlah
anggota
>DPR dan wartawan.
>
>Presiden dijadwalkan akan menghadiri KTT pembangunan berkelanjtan di
>Johannesburg Afrika Selatan. Dalam KTT ini, presiden akan
menyampaikan
>pidatonya.
>
>Dalam kesempatan yang sama megawati juga akan mengadakan pertemuan
>dengan para pimpinan kepala pemerintahan negara sahabat lainnya
seperti
>PM Selandia Baru Helen Clark, Perdana Menteri Belanda Jan Peter
>Balkenende, Presiden Kroasia Stefan Mesic dan Kanselir Jerman Gerhard
>Schroeder.
>
>Megawati juga akan mengunjungi Bosnia, Aljazair, Mesir dan Kroasia.
>Presiden akan kembali ke tanah air 15 September mendatang.
>
> _____
>
>Berita ini dikirim melalui Republika Online
http://www.republika.co.id
>Berita bisa dilihat di :
>http://www.republika.co.id/cetak_detail.asp?id=92271&kat_id=23
><http://www.republika.co.id/cetak_detail.asp?id=92271&kat_id=23>
>
Kompas
Selasa, 3 September 2002
TKI Mulai Jual Anak
- Dua Anak Rp 2 Juta
Nunukan, Kompas - Kondisi keluarga tenaga kerja Indonesia (TKI) di
Kabupaten
Nunukan, Kalimantan Timur, yang terusir dari Malaysia, makin hari
makin
memprihatinkan. Karena kehabisan uang dan tak tahan hidup sengsara,
sejumlah
TKI bahkan harus rela menjual anak mereka, antara lain untuk ongkos
pulang
ke kampung halaman.Akibat buruknya kondisi lingkungan, jumlah
kematian juga
terus bertambah. Hari Senin (2/9) kemarin, Julius Aulu -usia satu
bulan-meninggal, yang berarti menambah jumlah anggota keluarga TKI
yang
meninggal menjadi 67 orang, termasuk 25 balita (bawah lima tahun).
Tiga balita keluarga TKI juga dilaporkan sudah terkena busung lapar
dan
sebagian besar bocah lainnya terkena gizi buruk akibat kondisi
penampungan
yang juga memprihatinkan.
Palupi, petugas Posko Relawan Bantuan Kemanusiaan, menjelaskan, ia
telah
memantau ada dua anak yang dijual. Tiga bocah lainnya juga diberikan
orangtua TKI kepada orang lain di Nunukan.
"Di penampungan di daerah pelabuhan, seorang TKI menjual dua anaknya,
yang
berusia satu setengah tahun seharga Rp 1,5 juta dan yang berumur
delapan
bulan dijual Rp 500.000," kata Palupi.
Pasangan suami-istri asal Flores, Laurensius Liwo-Kristina Noga
Magin, yang
ditemui Kompas di Nunukan, kemarin, mengaku mendapatkan anak yang
mereka
panggil Aco (3) setelah hari Minggu lalu memberi uang Rp 1 juta kepada
seorang ibu bernama Musriah, untuk ongkos pulang ke Jawa.
Meski demikian, Liwo meminta agar tidak menyebut hal tersebut sebagai
"membeli anak" dan Liwo menjelaskan bahwa ibunda Aco telah pulang ke
Jawa.
"Tolong ini jangan dianggap jual-beli. Kami membantu dia karena dia
sama
sekali tidak punya uang setelah dua minggu di Nunukan ini. Kakak Aco
pun-perempuan berusia empat tahun-diberikan kepada orang lain di
Tawau. Ia
merasa kecewa, tiga kali kawin cerai, ditinggal suami, dan anaknya
yang
berusia 20 tahun di Kota Kinabalu malah pernah memukulinya," kata
Kristina.
"Kami berdua memberi nama Aco itu Alfedrus Septianus dan dia langsung
dekat
dengan kami," ujar Liwo, yang sehari-hari bekerja sebagai sopir
angkutan
umum. Istrinya, Kristina, guru SMP. Liwo, kemarin, juga mengajak "anak
barunya" bepergian menemaninya menyopir mobil angkutan.
"Saya mendengar beberapa orangtua sudah tidak mampu memelihara
anaknya,
tetapi saya selalu keduluan orang lain. Saya baru dapat sekarang,"
kata
Kristina, yang telah memiliki anak perempuan berusia 12 tahun. "Anak
saya
senang punya adik baru," ia menambahkan.
Menurut Palupi, di tempat lain, pasangan TKI memang ada yang kembali
ke
Malaysia setelah menyerahkan tiga anaknya kepada orang yang mereka
kenal di
Nunukan.
Petugas relawan lain mengatakan telah mendengar banyak terjadi
penjualan
anak balita TKI. Bahkan, ada pasangan TKI yang bertengkar karena suami
ngotot ingin menjual anak mereka disebabkan kebutuhan uang setelah
kalah
berjudi.
Busung lapar
Ketua Posko Relawan Bantuan Kemanusiaan Aloysius Ratu Kellen
mengungkapkan,
balita yang terkena busung lapar adalah Charles dan Emanuel, anak
kembar
berusia 1,5 tahun. Kondisi mereka mengenaskan dengan badan kurus dan
perut
membuncit. Seorang balita lainnya yang terkena busung lapar, tidak
diketahui
namanya, tetapi diketahui tinggal di penampungan Sungai Sembilang.
"Sebagian besar dari mereka tidak mengonsumsi sayur, dan cuma
memperoleh
sedikit nasi dengan ikan asin dua kali sehari dalam sebulan terakhir,"
Kellen menjelaskan.
Menurut Kellen, balita tersebut juga rawan terkena penyakit infeksi
saluran
pernapasan atas (ISPA). Dalam data Dinas Kesehatan Nunukan,
sekurangnya
2.323 balita mendapat perawatan akibat terkena gangguan ISPA.
Para relawan yang bertugas di posko tersebut meminta agar dikirimkan
tambahan tenaga medis, pelayanan tempat tinggal yang memadai, dan air
bersih
bagi TKI. Upaya itu akan sangat membantu 20.000 TKI dan keluarga yang
saat
ini bertahan di Nunukan, menanti kesempatan kembali ke Sabah,
Malaysia.
Obat tiga hari
Kepala Dinas Kesehatan Nunukan Trisno Hadi yang dihubungi terpisah
kemarin
menyatakan akan meningkatkan koordinasi sehubungan dengan buruknya
kondisi
lingkungan tempat tinggal para TKI.
Ia pun mengakui makin menipisnya cadangan obat di Pusat Kesehatan
Masyarakat
(Puskesmas) Nunukan sehingga kini hanya tersisa untuk tiga hari
mendatang.
"Kami mengupayakan bantuan kapal rumah sakit KRI Amboina yang tiba
Jumat
ini. Selain itu, didatangkan pula 10 perawat dari Balikpapan untuk
membantu
di Puskesmas Nunukan yang kewalahan melayani pasien," kata Trisno.
Dari Pelabuhan Nunukan dilaporkan, sepanjang Senin, sekitar 2.000
orang
berangkat dalam 12 pelayaran dari Nunukan ke Tawau. Sebanyak 1.990
orang
yang diduga TKI menggunakan paspor untuk menyeberang, sisanya memakai
Pas
Lintas Batas yang umumnya digunakan masyarakat setempat.
Pejabat Pendaratan Pelabuhan Tunon Taka, Nunukan, Novly TN Momongan
mengatakan, sepanjang hari lebih banyak orang berangkat dari Nunukan
ke
Tawau. Akan tetapi, masih ada arus kapal yang masuk dari Tawau ke
Nunukan
hingga malam hari sehingga masih ada kemungkinan mengalirnya TKI yang
pulang
dari Sabah ke Indonesia.
Dari Kantor Imigrasi Nunukan diperoleh data masih 9.930 paspor TKI
yang
diproses pihak imigrasi. Diperkirakan pembuatan paspor tersebut akan
selesai
dalam dua pekan.
Presiden harus mampir
Ketua Fraksi Kebangkitan Bangsa (F-KB) DPR Rodjil Gufron meminta
Presiden
Megawati menemui langsung para TKI yang bermasalah itu, baik di
Nunukan
ataupun di Malaysia. "Kalau dia tahu langsung duduk persoalan, langkah
koordinasi akan mudah diambil. Tidak seperti sekarang, semua menteri
saling
lempar tanggung jawab," ujar Rodjil.
"Tanpa kehadiran Megawati, TKI merasa pemerintah tidak serius
memandang
persoalan mereka. Apalagi, seperti terjadi di Kuala Lumpur, TKI yang
mau
mengurus SPLP (Surat Perjalanan Laksana Paspor-Red) harus melalui
calo, yang
harganya bisa tiga kali lipat. Ini pemandangan buruk Indonesia di
negeri
orang. Itu kan sangat merugikan bangsa kita," katanya.
Menanggapi kritik dari beberapa anggota DPR yang menghendaki segera
Megawati
kembali ke Tanah Air setelah usai Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)
Bumi,
Menlu Hassan Wirajuda mengatakan, masalah TKI ilegal bukan hanya
memulangkan
dari Malaysia ke Indonesia, tetapi juga menempatkan kembali secara
resmi ke
Malaysia.
Telah ada kesepakatan antara Malaysia dan Indonesia untuk membahas
masalah
TKI ini pada bulan September, katanya, tanpa menyebutkan kapan itu
akan
dilaksanakan. Menlu juga menyebutkan rencana pertemuan antara Wakil PM
Malaysia Abdullah Badawi dengan Megawati selama keduanya berada di
Afrika
Selatan.
Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PB NU) KH
Hasyim
Muzadi mengatakan, Gerakan Moral Nasional yang terdiri dari pimpinan
NU,
Muhammadiyah, Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI), dan Persekutuan
Gereja
Indonesia (PGI) akan berkunjung ke tempat penampungan TKI di Nunukan,
Rabu
besok.
"Kehadiran kami di sana ingin mengetahui secara persis apa yang
menjadi
keluhan mereka selama ini. Sebab, menurut berita di koran, sepertinya
mereka
kurang tertangani dengan baik," ujar KH Hasyim. (ong/mh/osd/mba)
Search :
--- End forwarded message ---
------------------------ Yahoo! Groups Sponsor ---------------------~-->
4 DVDs Free +s&p Join Now
http://us.click.yahoo.com/pt6YBB/NXiEAA/MVfIAA/x3XolB/TM
---------------------------------------------------------------------~->
To unsubscribe from this group, send an email to:
das-capital-unsubscribe@yahoogroups.com
Your use of Yahoo! Groups is subject to http://docs.yahoo.com/info/terms/