[Karawang] 20 Prajurit Linud 100 Dipecat
karawang@polarhome.com
karawang@polarhome.com
Thu Oct 3 01:36:02 2002
20 Prajurit Linud 100 Dipecat
Batalyon Dikosongkan Satu Tahun
DIPECAT: KSAD melucuti pakaian dinas seorang dari 20 prajurit yang dipecat.
JAKARTA - Batalyon Lintas Udara 100 Prajurit Setia (Linud 100/PS)
Kodam-I/Bukit Barisan dikosongkan selama satu tahun. Sedangkan 20 prajurit
yang terlibat bentrok dengan Brimob dan Polres Langkat di Binjai dipecat
dengan tidak hormat.
Pemecatan 20 prajurit Linud-100/PS bersamaan dengan pencopotan tanda jabatan
Danyon Linud 100/PS dari Mayor Inf Madsuni dan lima Danki dilakukan langsung
oleh KSAD Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu, pada apel luar biasa di lapangan
Makodam-I/BB Jalan Binjai Medan, Rabu. Ke-20 prajurit itu terdiri atas
seorang bintara dan 19 tamtama.
Proses hukum ke-20 prajurit yang dipecat itu akan dilanjutkan. ''Ini bukan
keinginan TNI. Apa yang terjadi hari ini karena prajurit-prajurit tidak
melaksanakan sumpah prajurit,'' tandas KSAD.
Upacara pemecatan dengan melepas pakaian seragam dinas TNI dan pencopotan
jabatan Komandan Linud 100/PS tersebut, dihadiri Pangkostrad Letjen TNI
Bibit Waluyo, Gubernur Sumut HT Rizal Nurdin, dan Pangdam I/BB Mayjen TNI
Idris Gassing.
Para prajurit yang dilucuti pakaian dinas dan topinya, langsung masuk rumah
tahanan militer (RTM) untuk menjalani proses selanjutnya.
Jenderal Ryamizard menegaskan, markas Batalyon Linud 100/PS di daerah Namu
Sira-Sira Binjai untuk sementara dikosongkan selama satu tahun hingga
waktunya nanti diganti dengan prajurit baru.
Seluruh prajurit Linud 100/PS akan ditempatkan di berbagai batalyon lain di
wilayah Kodam I/BB, sementara Komandan Batalyon Linud-100/PS diambil alih
oleh Pangdam I/Bukit Barisan Mayjen TNI Idris Gassing dan sebagai penanggung
jawab batalyon adalah Letkol Inf Zaidun.
Komandan Batalyon Linud 100/PS sebelumnya, Mayor Inf Madsuni, bersama lima
Danki yang dicopot tanda jabatannya, selanjutnya ditarik dan ditempatkan di
Kodam I/BB setingkat perwira menengah (pamen) dan perwira pertama (pama).
Mereka yang ditarik, selain Madsuni, adalah pejabat Komandan Kompi (Danki) A
Letda MT Saragih, Danki C Lettu Rafiola, Danki Bantuan Lettu Dwi Suwarno,
dan Danki Markas Lettu Suprapto.
''Batalyon Linud 100/PS tidak dibubarkan, tetapi pengosongan sementara
menunggu penggantian prajurit baru. TNI Angkatan Darat juga masih
membutuhkan 30 batalyon,'' ucap KSAD yang selama tiga hari di Medan.
Simpang-siur
Sementara itu, tiga hari setelah bentrok aparat antara prajurit Linud 100/PS
dengan pasukan Brimob dan Polres Langkat di Binjai, hingga hari Rabu jumlah
korban masih simpang-siur baik dari anggota TNI, Polri, maupun warga sipil.
Sebelumnya dalam laporan resmi yang disampaikan Gubernur Sumut HT Rizal
Nurdin bersama Pangdam I/Bukit Barisan Mayjen TNI Idris Gassing dan Kapolda
Sumut Irjen Pol Ansyaad Mbai, korban tewas 6 orang, 23 luka-luka.
Namun data di lapangan, jumlah korban tewas lebih dari 6 orang, termasuk dua
dari masyarakat sipil, yakni M Rusli Mandai, pengusaha kedai nasi, penduduk
Ismaliyah dan Ir Tumpak Sidauruk penduduk Jalan STM Medan.
Suasana kota Medan dan Binjai pascabentrok bersenjata Linud 100/PS dengan
Brimob dan Polres Langkat, pada hari Rabu kembali normal. Semua aktivitas
pemerintahan, sekolah, dan masyarakat berjalan lancar.
Petugas Polres Langkat di Binjai dan di Markas Batalyon A Brimob Tanah
Tinggi Binjai sudah membersihkan puing-puing bangunan dan kendaraan yang
rusak dan hancur dibakar.
Serius
Sementara itu, Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) HT Rizal Nurdin meminta para
direktur rumah sakit di Medan untuk serius melayani dan menyelamatkan jiwa
warga sipil yang menjadi korban insiden di Kota Binjai.
Gubernur Rizal Nurdin melalui juru bicaranya, Drs H Eddy Syofian, di Medan,
Rabu sore, mengatakan, sesuai penjelasan Kepala Staf TNI Angkatan Darat
Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu, Kodam I/BB akan menanggung biaya warga sipil
yang kini dirawat di beberapa rumah sakit. "Jika hal itu terkendala,
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pempropsu) akan mengambil alih membantu
biaya perawatan warga sipil yang terkena peluru," tutur Eddy Syofian
menyampaikan penuturan Gubernur Rizal Nurdin.
Kepada pimpinan rumah sakit di Medan, Rizal Nurdin minta mereka
menanggulangi dulu segala biaya, terutama untuk menyelamatkan nyawa warga
sipil, karena dilaporkan beberapa korban harus segera dioperasi.
Pernyataan sekaligus jaminan tanggung jawab untuk membantu biaya perawatan
korban warga sipil oleh Pempropsu itu, sehubungan dengan ada laporan salah
seorang korban, M Nasir, terpaksa menyerahkan jaminan barang kepada pihak
RSU Pirngadi.
M Nasir, ayah dari tiga putri, penduduk Perumnas Sei Berngam Binjai,
pedagang rokok ketengan, kendati masih berbaring di tempat tidur RSU
Pirngadi Medan, sempat bertanya siapa yang akan mengganti barang dan tempat
jualannya yang rusak.
Dua warga sipil korban bentrok berdarah antara pasukan Linud 100/PS dengan
Brimob dan Polres Langkat di Binjai meninggal dunia dan tiga orang lagi
masih dalam perawatan intensif.
Salah seorang warga sipil yang terkena tembakan, M Nasir (43), penjual kios
rokok di simpang Tugu Binjai, saat ini dirawat di RSU Pirngadi Medan dan tim
dokter akan mengeluarkan peluru yang bersarang di pinggangnya.
Kemudian dua korban warga sipil yang luka-luka masih keluarga almarhum M
Rusli Mandai, penduduk Jalan Ismailiyah, Medan, dirawat di RS Putri Hijau
Medan.
Tindakan Hukum
Sementara itu, Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Kekerasan (Kontras)
mendesak Panglima TNI mengambil tindakan hukum yang tegas terhadap anggota
Batalyon Lintas Udara (Linud) 100/Prajurit Setia yang terlibat baku-tembak
dengan Brimob di Binjai, Langkat, Sumatera Utara.
Kontras juga mendesak Batalyon Linud 100 dilikuidasi sebagai bentuk
kesungguhan TNI melakukan reformasi. Demikian pernyataan sikap Kontras yang
diterima Rabu kemarin.
Dalam siaran persnya yang ditandatangani anggota Presidium Koordinatoriat
Badan Pekerja Kontras Mouvty MA juga disebutkan keprihatinannya yang
mendalam atas peristiwa ini. ''Keprihatinan ini makin mendalam ketika
melihat fakta bahwa pemicu persoalan ini adalah penangkapan pengedar narkoba
yang dibekingi Batalyon Linud 100 tersebut oleh aparat kepolisian,'' ungkap
siaran pers Kontras.
Kontras melihat, peristiwa Binjai ini menunjukkan reformasi TNI masih
bersifat jargon semata. Sebab, nyatanya masih banyak aparat TNI yang
bersikap dan berwatak preman, yang makin brutal karena memiliki senjata.
Watak premanisme itu antara lain terlihat dari adanya aparat TNI yang
membekingi bisnis terlarang seperti narkoba dan perjudian.
Karena itu, Panglima TNI harus mengambil tindakan hukum yang tegas dalam
kasus Binjai ini, yakni menindak aparat Batalyon Linud 100 yang terlibat dan
melikuidasi batalyonnya. ''Sebagai bukti kesungguhan TNI melakukan
reformasi, maka segala bentuk demoralisasi dalam institusi militer harus
ditindak tegas,''ungkap Kontras.
Selain itu, Kontras juga mendesak kepolisian untuk mengusut peristiwa yang
mengakibatkan jatuhnya korban sipil ini secara tuntas. Dan yang pokok lagi,
Kontras juga mendesak Presiden melakukan kontrol terhadap segala bentuk
pemberian hak-hak khusus terhadap militer dalam berbagai bisnis.
''Tindakan ini diperlukan untuk mengembalikan fungsi dan peran pertahanan
TNI dan menghentikan keterlibatan mereka dalam berbagai hal yang
menghilangkan profesionalisme dan memicu persoalan konflik.'' (bu,ant-16t)